JAKARTA - Ribuan pelayat berkumpul di Roma untuk memberikan penghormatan terakhir di makam Paus Fransiskus, sehari setelah pemakamannya yang dihadiri oleh para pemimpin dunia dan ratusan ribu umat beriman.
Pada hari Minggu (27/4/2025), antrean terlihat di makam, yang dibuka untuk umum pada hari kedua dari sembilan hari berkabung resmi, dengan konklaf untuk memilih penggantinya diperkirakan antara tanggal 5 Mei dan 10 Mei.
Di luar Basilika Santa Maria Maggiore, para pengantar mengimbau para pengunjung untuk terus bergerak guna memberikan kesempatan kepada orang-orang yang terus berdatangan untuk mengucapkan selamat tinggal.
Paus asal Argentina, yang wafat pada tanggal 21 April dalam usia 88 tahun, dimakamkan di sebuah makam marmer putih sederhana di dekat ikon Madonna yang sangat ia hormati.
"Bagi saya, Paus Fransiskus merupakan inspirasi, pemandu," kata Elias Caravalhal, warga Roma yang tidak sempat menghadiri upacara pemakaman di Basilika Santo Petrus namun datang untuk menyampaikan rasa syukur di makam tersebut, kepada kantor berita The Associated Press.
Peziarah asal Polandia, Maria Brzezinska, merenungkan kesederhanaan tempat tersebut, berkata: “Itu persis cara Paus. Ia sederhana, dan begitu pula tempatnya sekarang.”
Memutuskan tradisi yang telah berlangsung selama seabad, Fransiskus memilih untuk dimakamkan di luar Vatikan, memilih jantung multikultural Roma sebagai tempat peristirahatan terakhirnya.
Sebelumnya pada hari Minggu, Kardinal Pietro Parolin, sekretaris negara Vatikan dan kemungkinan besar akan menjadi paus berikutnya, memimpin misa khusus di Lapangan Santo Petrus.
Berbicara di hadapan khalayak yang diperkirakan berjumlah 200.000 orang, banyak di antaranya adalah peziarah muda yang awalnya berkumpul untuk kanonisasi Carlo Acutis yang direncanakan, Parolin memberikan penghormatan kepada Fransiskus.
“Gembala yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya, Paus Fransiskus, telah mengakhiri hidupnya di dunia dan meninggalkan kita,” katanya.
“Kesedihan atas kepergiannya, rasa sedih yang menerpa kita … Kita mengalami semua ini.”
Di antara mereka yang berduka adalah Susmidah Murphy dari Kerala, India. “Sungguh tidak dapat dipercaya bahwa ia tidak lagi bersama kita,” katanya. “Menyedihkan. Kita jarang sekali mendapatkan paus seperti ini.”
Para kardinal yang tiba di Roma akan bertemu sepanjang minggu untuk memetakan arah masa depan Gereja Katolik Roma yang beranggotakan 1,4 miliar jiwa. (*)
KEYWORD :