Menteri Dalam Negeri Inggris di Rwanda akan Menandatangani Perjanjian Suaka Baru
Bertemu Mendes PDTT, Delegasi Rwanda Ingin Belajar BUMDesa
Gus Halim Pamer Batik dan Makanan Desa ke Delegasi Rwanda
Tertuduh Genosida Rwanda Batalkan Jaminan dan Ajukan Suaka Afrika Selatan
Pengadilan PBB Menyatakan Tersangka Genosida Lansia Rwanda Tidak Layak Diadili
Fulgence Kayishema, Tersangka Genosida Rwanda Muncul di Pengadilan Afrika Selatan
Sedikitnya 136 Orang Tewas di Rwanda dan Uganda akibat Banjir
Kongo dan Rwanda Adakan Pembicaraan Penyelesaian Konflik di Kongo Timur
Kongo Usir Duta Besar Rwanda saat Pemberontak M23 Merebut Kota Strategis
Jaksa Paris Menutup Penyelidikan Kasus Genosida Rwanda oleh Tentara Prancis
Inggris Bekerjasama dengan Albania Mendeportasi Migran yang Melintasi Selat
Capai Rekor, Jumlah Migran Masuk Inggris Mencapai 1.295 Orang dalam Sehari
Diintervensi Hakim Eropa, Inggris Tetap akan Deportasi Migran Rwanda
Pengadilan Inggris Izinkan Penerbangan Pertama Deportasi Migran ke Rwanda
Perjalanan Peninnah Niyobyose, Penyandang Tuna Netra Rwanda Menjadi Pengusaha
Kedatangan migran dengan perahu reyot telah menjadi sumber ketegangan antara Prancis dan Inggris.
Ketegangan tetap tinggi selama bertahun-tahun meskipun ada pembicaraan antara Presiden Rwanda Paul Kagame dan mitranya dari Uganda Yoweri Museveni, yang dimediasi oleh para pemimpin Angola dan Republik Demokratik Kongo.
Ibu empat anak itu juga dinyatakan menyampaikan kebohongan dan merendahkan Presiden Rwanda Paul Kagame, termasuk menyampaikan hoaks kematian padanya.
Setiap tanggal 7 April akan diperingati sebagai Hari Refleksi Internasional terkait Genosida Rwanda