Berbagai Upacara Adat yang Ada di Aceh, Erat dengan Islam

M. Habib Saifullah | Kamis, 12/06/2025 14:05 WIB


Aceh bukan hanya dikenal sebagai Serambi Mekkah, tapi juga sebagai daerah yang kaya dengan tradisi dan budaya Masjid Baiturrahman, Banda Aceh (FOTO: UNSPLASH)

Jakarta, Katakini.com - Aceh bukan hanya dikenal sebagai Serambi Mekkah, tapi juga sebagai daerah yang kaya dengan tradisi dan budaya. Salah satu yang paling menonjol adalah ragam upacara adat yang hidup dalam denyut keseharian masyarakatnya.

Upacara adat di Aceh sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai Islam, adat istiadat leluhur, serta rasa kebersamaan yang mendalam antar warga.

Menghimpun dari berbagai sumber, berikut ini berbagai upacara adat yang ada di Aceh:

1. Meuleumak

Baca juga :
Amalan Sunah Sebelum Tidur yang Jarang Diketahui dalam Islam

Meuleumak adalah tradisi memasak secara besar-besaran oleh pemuda atau lelaki kampung, biasanya menyambut hari besar seperti Lebaran. Mereka memasak kuah beulangong bersama lalu dinikmati secara bersama-sama, sekaligus menjaga kekompakan dan persaudaraan di tengah masyarakat.

Baca juga :
Hukum Menafkahi Keluarga dari Hasil Judi Online

2. Meugang

Dikenal juga sebagai Makmeugang, tradisi ini dilakukan menjelang Ramadhan, Idul Fitri, atau Idul Adha. Keluarga Aceh menyembelih sapi atau kerbau, dan hasilnya dimakan bersama—kadang mengundang sanak keluarga dan anak yatim. Meugang menjadi pertanda kesiapan diri menghadapi bulan suci dan mempererat jalinan kekeluargaan.

Baca juga :
Inilah Pertanda Besar Menjelang Kiamat Kubra

3. Kenduri Laot / Troen U Laot

Upacara nenek moyang nelayan Aceh yang turun ke laut untuk syukuran atas hasil tangkapan. Umumnya digelar sekali setahun di pesisir, pernah berlangsung tiap tiga bulan di beberapa daerah. Tradisi ini merangkul doa, kenduri, bahkan prosesi Peusijuek sebelum melaut.

4. Uroe Tulak Bala

Setiap Rabu terakhir bulan Safar dalam kalender Hijriah, masyarakat menggelar upacara untuk menolak musibah. Acara berlangsung di pantai, meliputi doa, kenduri, dan mandi bunga untuk membersihkan aura negatif dan menghindari nasib buruk.

5. Khanduri Blang

Upacara adat pertanian yang digelar di sawah—para petani berkumpul membawa ayam atau hewan sembelihan, memasak, dan berdoa untuk keberkahan panen. Ritual ini diulang dalam setiap fase mulai persiapan sampai panen, dengan harapan hasil yang berkah.

6. Peusijuek

Peusijuek adalah prosesi penyemprotan air berisi daun pandan, jeruk purut, dan beras kunyit untuk memberikan berkah. Ritual ini lazim muncul dalam berbagai acara—pernikahan, kelahiran, pindah rumah, keberangkatan haji, hingga sebelum membuka usah. Fungsinya simbolis sebagai penyejuk dan perlindung dalam budaya Aceh.

7. Upacara Perkawinan Aceh

Prosesi pernikahan adat Aceh terdiri dari beberapa tahap: Ba Ranup (lamaran dengan sirih-pinang), Jak Ba Tanda (lamaran resmi dengan seserahan), hingga pesta pernikahan seperti Tueng Lintoe Baroe. Ritual ini menegaskan norma sosial dan nilai kebersamaan dalam masyarakat Aceh.

8. Seumuleung & Reusam Ziarah

Seumuleung adalah penghormatan terhadap Po dan Nyak Po, pemimpin adat, dengan harapan kesembuhan melalui perlengkapan simbolis. Sedangkan Reusam Ziarah meliputi gotong royong dan doa di kuburan leluhur saat Lebaran, sebagai bentuk rasa hormat dan menjaga silaturahmi antar generasi

KEYWORD :
Aceh Upacara Adat Tradisi Islam