Asal Usul Penamaan Cilandak dan Sejarah Perkembangannya

M. Habib Saifullah | Minggu, 18/05/2025 23:05 WIB


Cilandak berasal dari bahasa Sunda, di mana Salah satu gedung di Cilandak, Jakarta Selatan (Foto: M.Habib Saifullah/Katakini.com)

Jakarta,Katakini.com - Cilandak, sebuah kecamatan di Jakarta Selatan, memiliki sejarah panjang yang menarik untuk ditelusuri. Nama "Cilandak" sendiri menyimpan berbagai versi asal usul yang berkembang di masyarakat.

Menghimpun dari berbagai sumber, salah satu versi menyebutkan bahwa nama tersebut berasal dari bahasa Sunda, di mana "Ci" berarti air atau sungai, dan "landak" merujuk pada hewan landak. Konon, daerah ini dinamai Cilandak karena pernah ditemukan seekor landak raksasa di wilayah tersebut, yang kemudian menjadi legenda lokal.

Versi lain menyatakan bahwa nama "Cilandak" berasal dari kata "cilandak," yang dalam bahasa Sunda berarti tempat binatang luwak atau musang kecil. Daerah ini dulunya adalah sebuah desa sejuk yang didominasi oleh lahan pertanian dan hutan lebat, menjadi habitat bagi banyak luwak. Penduduk setempat sering menyebut daerah ini sebagai "Ladang Luwak," yang kemudian disingkat menjadi "Cilandak."

Secara administratif, Kecamatan Cilandak baru dibentuk pada tahun 1974 sebagai pemekaran dari Kecamatan Kebayoran Baru. Pada awal pembentukannya, kecamatan ini terbagi menjadi dua kelurahan, yaitu Kelurahan Cipete Selatan dan Kelurahan Gandaria Selatan.

Baca juga :
Sejarah Kota Teheran, Wilayah Iran yang Digempur Israel

Bagian selatan Kecamatan Cilandak pada awalnya mencakup tiga kelurahan yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Bogor, sedangkan sebagian barat dari Kelurahan Lebak Bulus termasuk dalam wilayah Kabupaten Tangerang. Kemudian, ketiga desa tersebut beserta wilayah Kecamatan Jagakarsa bergabung dengan wilayah Kota Jakarta Selatan pada tahun 1975.

Baca juga :
Inong Balee, Pasukan Wanita dari Aceh

Pada tahun 1977, Cilandak mengalami pemekaran menjadi Cilandak Barat dan Cilandak Timur. Namun, Kelurahan Cilandak Timur kemudian dipindahkan ke Kecamatan Pasar Minggu akibat pengaturan daerah oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Wilayah Kecamatan Cilandak dilalui oleh beberapa sungai, seperti Kali Krukut di tepi timur serta Kali Pesanggrahan dan Grogol di tepi barat. Kecamatan ini juga dilintasi bagian selatan dari Jalan Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road), yang memudahkan akses transportasi dan mendorong perkembangan kawasan ini menjadi pusat bisnis dan permukiman modern.

Baca juga :
Sejarah Penamaan Raja Ampat dan Penemuan Tujuh Telur

Transformasi Cilandak dari daerah pedesaan menjadi kawasan urban dimulai pada dekade 1960-an, seiring dengan pesatnya pembangunan di Jakarta sebagai ibu kota Indonesia. Pembangunan infrastruktur besar-besaran, termasuk jalan tol dan pusat perbelanjaan, mendorong perubahan Cilandak dari daerah pinggiran yang tenang menjadi pusat aktivitas ekonomi dan bisnis.

KEYWORD :
Sejarah Asal Usul Cilandak