• Gaya Hidup

Gyudon Kuliner Khas Jepang, Populer Sejak Era Taisho Pada 1912

Tri Umardini | Selasa, 21/06/2022 09:01 WIB
Gyudon Kuliner Khas Jepang, Populer Sejak Era Taisho Pada 1912 Gyudon Kuliner Khas Jepang, Populer Sejak Era Taisho Pada 1912 (FOTO: PRESSURE COOK RECIPES)

JAKARTA - Gyudon merupakan kuliner khas dari negara Jepang.

Gyudon adalah perwujudan semangkuk nasi hangat ditambah paduan daging sapi dengan salur lemak gurih dan bumbu jahe khas Gyudon yang belakangan jadi sajian favorit Jepang selain sushi dan shabu shabu.

Dikutip dari yukmakan.com, Gyudon, secara harfiah berarti mangkuk daging sapi. Gyu berasal dari huruf Cina untuk sapi, dan don adalah kependekan dari donburi, kata dalam bahasa Jepang untuk mangkuk.

Karena Restorasi Meiji dan westernisasi, kebiasaan orang-orang Barat seperti makan daging sapi diadopsi dan menyebar ke seluruh Jepang.

Gyudon dianggap berasal dari paduan sajian Sukiyaki-don dan sajian klasik Gyunabe, di mana irisan tipis daging sapi dengan sedikit lemak dimasak dengan sayuran dalam pot, kemudian disajikan di atas nasi dan dihidangkan dalam mangkuk.

Sajian ini merupakan sajian khas Jepang yang terdiri dari semangkuk nasi dengan daging sapi dimasak dalam bumbu saus manis yang dibumbu dengan dashi.

Dashi sendiri terbuat dari kaldu ikan dan rumput laut, ditambah shoyu dan mirin, ditambah irisan bawang bombay.

Selain nasi menu ini juga kadang disajikan dengan mie shirataki, kadang menu ini juga disajikan telur mentah atau telur rebus lembut setengah matang (onsen tamago).

Sajian ini sangat populer di Jepang, biasanya disajikan dengan beni shoga (acar jahe), shichimi (cabai bubuk), dan lauk sup miso.

Beberapa jejak sukiyaki tradisional dapat ditemukan di beberapa Gyudon dimana menambahkan bahan-bahan seperti konjak, tahu bakar, dan daun bawang.

Pada tahun 1862, Gyunabe khas wilayah Kanto menjadi versi populer pertama dari hidangan ini.

Pada tahun 1899 Eikichi Matsuda membuka restoran Yoshinoya pertama, di pasar ikan di distrik Nihonbashi Tokyo.

Dari era Taisho, 1912 hingga era Showa awal 1926, sajian ini semakin populer dimana dijual menggunakan gerobak di luar rumah (Yatai) menggunakan daging sapi murah di daerah Asakusa.

Di mana daerah yang populer di Jepang membuat ini semakin meningkatkan popularitas sajian ini. (*)

 

FOLLOW US