JAKARTA - China pada hari Jumat untuk pertama kalinya mengizinkan masyarakat umum untuk menggunakan tes antigen Covid-19 cepat yang tidak memerlukan pekerja medis untuk mengambil sampel karena meningkatkan upaya untuk memastikan infeksi diidentifikasi pada tahap awal.

Dalam wabah lokal terbaru dan sebelumnya di China, banyak kota di China telah menguji puluhan ribu orang setelah beberapa kasus muncul.

Strategi itu bisa menjadi lebih menantang karena peningkatan harian dalam kasus yang ditularkan di dalam negeri mencapai angka tertinggi dalam dua tahun untuk negara itu minggu ini, karena varian Omicron yang sangat menular menyebar dan banyak pembawa tidak menunjukkan gejala.

Tes antigen yang dapat digunakan oleh individu telah membantu meringankan hambatan pengujian di negara-negara seperti Singapura dan Korea Selatan, sementara China, di mana jumlah kasusnya relatif rendah, mengandalkan tes asam nukleat yang membutuhkan profesional medis untuk mengambil sampel.

Orang-orang yang dikarantina atau dikunci akan dapat menggunakan tes antigen yang digunakan sendiri di bawah pengawasan pihak berwenang, sementara penduduk lain yang membutuhkan tes semacam itu akan dapat membeli kit di toko atau online, kata Komisi Kesehatan Nasional di situs webnya.

China telah meningkatkan kapasitas pengujian asam nukleatnya dalam dua tahun terakhir dan tes tersebut akan terus digunakan untuk diagnosis mereka yang dites positif Covid-19. Mereka yang dites positif menggunakan tes antigen dan mereka yang negatif tetapi menunjukkan gejala yang mencurigakan tetap harus menjalani tes asam nukleat.

Pihak berwenang China mengatakan pada bulan Februari bahwa tes antigen cepat diperbolehkan untuk staf yang bekerja di kapal yang datang dari luar negeri ketika tes asam nukleat tidak tersedia, tanpa menentukan apakah tes antigen tersebut dapat digunakan tanpa pekerja medis mengambil sampel atau tidak.