• Gaya Hidup

Kawal Keluarga Berpotensi Lahirkan Anak Stunting, Ini Penjelasan BKKBN!

Asrul | Jum'at, 05/11/2021 08:42 WIB
Kawal Keluarga Berpotensi Lahirkan Anak Stunting, Ini Penjelasan BKKBN! Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo . (Foto: Supiatno: Jurnas.com)

Katakini.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan akan fokus mengawal keluarga yang berpotensi melahirkan anak stunting.

"Yang berpotensi melahirkan anak stunting itu kita cegat dulu jangan sampai mereka melahirkan bayi stunting karena urusan stunting itu lebih baik mencegah daripada mengejar-menngejar anak stunting," ujar Hasto kepada awak media di Press Room BKKBN, Jakarta, Kamis (4/11).

"Anak stunting kalo sudah terlanjur stunting dikejar baru tertangkap baru direncanakan sudah lewat waktunya karena waktunya cuman 1000 hari," sambungnya.

Hasto menekankan, program penurunan stunting yang paling utama dan penting ialah mencegah lahirnya anak stunting. Karena itu, BKKBN akan menurunkan tim pendamping keluarga, yang terdiri dari bidan, PKK, dan Kader KB.

Masing-masing desa akan mempunyai satu tim pendamping. Desa dengan penduduk yang lebih banyak akan mendapatkan tiga hingga lima pendamping. Langkah ini dilakukan agar desa di daerah yang memiliki medan yang sulit akan mudah dijangkau.

"Bulan Oktober sudah 96 persen dari 74 ribu desa selesai membentuk tim. Target kita 200 ribu tim atau 600 ribu orang. Bulan November akan kita latihan sampai pertengahan Desember kemudian nanti Januari sudah kerja," ujar Hasto.

Selain itu, Hasto mengatakan akan bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) untuk membuat peraturan yang mewajibkan calon pengantin melaporkan kondisi fisiknya tiga bulan sebelum menikah.

"Semua orang yang mau nikah harus lapor tiga bulan sebelumnya. Semua yang mau menikah, jangan dinikahkan dulu sebelum menyerahkan data  tinggi badannya, berat badan, lingkar lengan atas ditambah HB," ujarnya.

"HB itu di posyandu bisa periksa. Kalau toh dibayar murah skali. Kalo pake BPJS gratis. Biasanya kan kalau mau nikah prawedding 50 ribu dibayar foto sana foto sini, kalau cuman bayar 5 ribu masa nggak mau," ujar Hasto.

Hasto berharap, langkah ini dapat mencegah anak yang terlahir stuning. "Saya berharap, langkah ini dapat dilaksanakan sehingga terskrining jangan sampai ada perempuan yang mau hamil tapi kondisinya tidak optimal," ujarnya.

"Dalam satu bulan harapan saya, launching bersama Kemenag untuk menghadang remaja putri yang mau menikah tadi, menikah tiga bulan sebelumnya. Jangan dinikahkan sebelum menyerahkan data ini," sambung Hasto.

FOLLOW US