• Gaya Hidup

Mau Tahu Utang Indonesia Terkini? Ini Angkanya

| Selasa, 16/01/2018 08:26 WIB
Mau Tahu Utang Indonesia Terkini? Ini Angkanya Ilustrasi Utang Luar Negeri


JAKARTA (ETODAY) - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia terus bergerak naik. Hingga November 2017, ULN Indonesia naik 9,1 persen tahun ke tahun (year on year) menjadi US$347 miliar.

Merujuk kepada Statistik Utang Luar Negeri Indonesia, di Jakarta, Selasa (16/1), kenaikan itu didorong oleh penarikan utang swasta dan publik. ULN swasta naik 4,2 persen (yoy) pada November 2017 menjadi US$ 170,6 miliar. Pertumbuhan penarikan itu lebih tinggi dibandingkan Oktober 2017 yang 1,3 persen (yoy).

Sedangkan jumlah ULN publik, atau pemerintah dan Bank Sentral, sebesar 176,6 miliar dolar AS yang tumbuh 14,3 persen (yoy), meningkat dibanding Oktober 2017 yang sebesar 8,4 persen (yoy).

Menurut sektor ekonomi, posisi ULN swasta pada akhir November 2017 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan.

Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 77,6 persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan Oktober 2017 yang sekira 76,9 persen.

"Sedangkan jika berdasarkan jangka waktu asal, struktur ULN Indonesia pada akhir November 2017 masih aman," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman.

ULN tetap didominasi ULN jangka panjang yang memiliki pangsa 85,7 persen dari total ULN dan pada November 2017 tumbuh 7,5 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sekira 3,9 persen (yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek dengan pangsa 14,3 persen dari total ULN tumbuh 19,8 persen (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Oktober 2017 yang sebesar 10,8 persen (yoy).

Bank Sentral memandang perkembangan ULN pada November 2017 tetap terkendali. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang pada akhir November 2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen.

"Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara kapasitas ekonomi yang sama (peers)," ujar dia. (ant)

FOLLOW US