Myanmar telah terperosok dalam kekacauan sejak kudeta, dengan lebih dari 1.100 warga sipil tewas dalam tindakan keras berdarah terhadap perbedaan pendapat dan lebih dari 8.000 ditangkap menurut kelompok pemantau lokal.
Seruan itu muncul ketika kekhawatiran tumbuh atas komitmen pemerintah militer untuk konsensus lima poin yang disepakati negara ASEAN untuk meredakan krisis berdarah yang meletus setelah kudeta 1 Februari di Myanmar.