• News

Pengungsi Tibet di India Tuntut Diskusi Mengenai Tibet Selama KTT G20

Yati Maulana | Sabtu, 09/09/2023 22:05 WIB
Pengungsi Tibet di India Tuntut Diskusi Mengenai Tibet Selama KTT G20 Anggota komunitas Tibet menunjukkan tangan di koloni pengungsi mereka di Majnu ka Tilla menjelang KTT G20 di New Delhi, India, 8 September 2023. Foto: Reuters

JAKARTA - Lebih dari seratus pengungsi Tibet melancarkan protes di New Delhi pada hari Jumat, menuntut agar "pendudukan" negara mereka oleh Tiongkok dibahas dalam pertemuan puncak G20 yang berlangsung dua hari di kota itu akhir pekan ini.

Para pemimpin global sudah mulai berdatangan ke ibu kota India untuk menghadiri KTT tersebut, termasuk Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.

Presiden Tiongkok Xi Jinping tidak akan menghadiri pertemuan tersebut dan sebaliknya akan diwakili oleh Perdana Menteri Li Qiang.

“Tiongkok telah merebut negara kami, itulah sebabnya kami ingin memberikan pesan bahwa Tiongkok bukanlah negara yang dapat dipercaya,” Gonpo Dhundup, Presiden Kongres Pemuda Tibet, yang mengorganisir demonstrasi tersebut, mengatakan kepada kantor berita India ANI, di mana Reuters melaporkan saham minoritas.

“Kami mengajukan permintaan kepada Perdana Menteri kami Narendra Modi dan para pemimpin global lainnya untuk membahas Tibet selama KTT G20,” katanya.

Tiongkok mengirimkan pasukan ke Tibet pada tahun 1950, menyebut tindakan tersebut sebagai “pembebasan damai”, dan sejak saat itu Tiongkok telah memerintah negara pegunungan terpencil tersebut.

Meskipun kelompok hak asasi manusia dan masyarakat Tibet telah melontarkan tuduhan adanya "genosida budaya" dan kontrol ketat terhadap agama, bahasa, pendidikan, dan tenaga kerja di bawah pemerintahan Tiongkok, Beijing membantah adanya pelanggaran hak asasi manusia masyarakat Tibet.

Protes pada hari Kamis terjadi sekitar 15 kilometer (9 mil) dari Pragati Maidan, tempat pertemuan puncak, dan berakhir dengan damai.

Rekaman ANI menunjukkan para pengunjuk rasa, mulai dari anak-anak, pelajar, hingga orang tua, membawa bendera Tibet dan meneriakkan slogan-slogan "kami ingin kebebasan" dan "Tibet milik rakyat Tibet".

FOLLOW US