• News

Pengadilan Libya Menghukum Mati 23 Orang karena Kampanye Negara Islam

Yati Maulana | Selasa, 30/05/2023 16:04 WIB
Pengadilan Libya Menghukum Mati 23 Orang karena Kampanye Negara Islam Para tersangka duduk di balik jeruji besi selama putusan pengadilan atas tuduhan bergabung dengan kelompok Negara Islam di pengadilan di Misrata, Libya, 29 Mei 2023. Foto: Reuters

JAKARTA - Pengadilan Libya menjatuhkan hukuman mati kepada 23 orang dan 14 lainnya penjara seumur hidup pada Senin karena peran mereka dalam kampanye militan ISIS yang mematikan, termasuk memenggal kepala sekelompok orang Kristen Mesir dan merebut kota tersebut. Sirte pada tahun 2015.

Kantor Kejaksaan Agung mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa satu orang lainnya dijatuhi hukuman 12 tahun penjara, enam hingga 10 tahun, satu hingga lima tahun dan enam hingga tiga tahun sementara lima dibebaskan dan tiga lainnya meninggal sebelum kasus mereka disidangkan.

Cabang ISIS di Libya adalah salah satu kelompok militan terkuat di luar wilayah aslinya di Irak dan Suriah, mengambil keuntungan dari kekacauan dan peperangan yang terjadi setelah pemberontakan yang didukung NATO tahun 2011.

Pada 2015, mereka melancarkan serangan ke Hotel Corinthia yang mewah di Tripoli, menewaskan sembilan orang, sebelum menculik dan memenggal puluhan orang Kristen Mesir yang kematiannya ditampilkan dalam film-film propaganda yang mengerikan.

Setelah mendapatkan wilayah di Benghazi, Derna, dan Ajdabiya di Libya timur, kelompok tersebut merebut kota pesisir tengah Sirte, menahannya hingga akhir 2016 karena memberlakukan rezim moralitas publik yang keras yang didukung oleh hukuman brutal.

Mustafa Salem Trabulsi, kepala organisasi untuk keluarga korban yang dibunuh atau dihilangkan oleh kelompok tersebut mengatakan dia berharap semua tersangka akan menghadapi hukuman mati tetapi dia menerima hasilnya.

"Putra saya hilang dan kerabat saya, saudara ipar saya, dibunuh di Sirte Square," katanya.

Berbicara di pengadilan pada hari Senin, Fawzia Arhuma mengatakan dia menyambut baik hukuman mati setelah putranya dibunuh oleh kelompok tersebut di pembangkit listrik dekat Sirte.

"Hari ini anak saya mengangkat kepala. Hari ini saya menguburkan anak saya," katanya.

FOLLOW US