• Info DPR

Arsul Sani: Idulfitri Bangun Kesadaran Kolektif Perbedaan Politik

Yahya Sukamdani | Sabtu, 22/04/2023 17:09 WIB
Arsul Sani: Idulfitri Bangun Kesadaran Kolektif Perbedaan Politik Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani (foto: dpr.go.id)

JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Arsul Sani mengajak elemen masyarakat agar Idulfitri 1444 Hijriah dijadikan momentum membangun kesadaran kolektif menjelang Pemilu 2024 untuk tetap menjaga silaturahmi terlepas dari pilihan politik yang berbeda.

"Seyogianya berangkat dari `keistimewaan` Idul Fitri tahun ini, kita bisa memanfaatkan untuk membangun kesadaran kolektif bahwa perbedaan pilihan politik kita dalam pileg maupun pilpres tidak merusak silaturahim dan persaudaraan antarkeluarga, teman, dan elemen masyarakat yang berbeda pilihan," kata Arsul dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (22/4/2023).

Hal tersebut, kata dia, menjadikan momentum Idulfitri 1444 Hijriah kali ini terasa istimewa karena berada di tengah tahun politik. "Di mana dalam rentang waktu kurang dari setahun akan ada hajatan politik pileg dan pilpres yang secara realitas biasanya membelah masyarakat kita sesuai arah dan dukungan politik mereka masing-masing," ujarnya seperti dikutip dpr.go.id.

Untuk itu, Politisi Fraksi PPP itu berharap elemen masyarakat menggelorakan semangat persaudaraan di berbagai acara dalam momentum perayaan Lebaran 2023.

"Ini yang menurut hemat saya perlu digelorakan dalam berbagai forum dan acara halalbihalal bahwa terjaganya silaturahim dan persaudaraan harus kita tempatkan di atas perbedaan pilihan politik kita dalam Pemilu 2024 nanti," tuturnya.

Dia menilai bahwa Idulfitri 1444 Hijriah merupakan momentum yang baik untuk membangun silaturahim dan menjaga persaudaraan. “Bukan saja antara sesama umat Islam, namun juga antarelemen masyarakat yang berbeda-beda, baik secara agama, budaya maupun posisi politik," ucap Wakil Ketua MPR RI ini.

“Sebagaimana masyarakat yang selama ini memaknai Idul Fitri sebagai momentum untuk mempertemukan dan menyatukan beragam perbedaan, termasuk momen untuk bermaafan karena kekhilafan, ucapan atau perilaku yang tidak sesuai,” katanya.

FOLLOW US