JAKARTA - Taiwan akan menguji pendatang dari China untuk COVID-19 mulai 1 Januari sebagai tanggapan atas lonjakan kasus di sana. Pemerintah mengatakan, Taiwan bergabung dengan negara lain dalam meningkatkan kontrol terhadap orang yang datang dari China.

Pusat Komando Epidemi Pusat Taiwan mengatakan semua penumpang yang tiba dengan penerbangan langsung dari China, serta dengan kapal di dua pulau lepas pantai, harus menjalani tes PCR pada saat kedatangan.

Pemerintah akan melakukan pengurutan virus bagi mereka yang datang dari China dan dites positif untuk melacak varian baru virus corona, katanya dalam sebuah pernyataan.

Langkah-langkah tersebut, yang akan berjalan hingga akhir Januari, tidak termasuk mereka yang tiba dari Hong Kong atau Makau, tambah pusat itu. Mereka yang dites positif akan dapat mengisolasi diri di rumah, katanya.

Mayoritas dari mereka yang terkena dampak adalah warga negara Taiwan yang tinggal dan bekerja di China serta pasangan dan anak China mereka, karena Beijing melarang turis China mengunjungi pulau itu pada tahun 2019.

Banyak dari orang Taiwan yang tinggal di China secara tradisional kembali ke Taiwan untuk liburan Tahun Baru Imlek, yang jatuh bulan depan.

Dalam perubahan kebijakan yang tiba-tiba, China bulan ini mulai membongkar rezim COVID yang paling ketat di dunia dengan melakukan lockdown dan pengujian ekstensif, menempatkan ekonominya yang terpukul di jalur untuk dibuka kembali sepenuhnya tahun depan.

Pencabutan pembatasan, yang terjadi setelah protes meluas terhadapnya, berarti COVID-19 menyebar sebagian besar tidak terkendali dan kemungkinan menginfeksi jutaan orang setiap hari, menurut beberapa pakar kesehatan internasional.

Setelah secara efektif menutup perbatasannya bagi pengunjung untuk mengendalikan pandemi dan memberlakukan karantina ketat untuk semua kedatangan selama hampir dua tahun, Taiwan dibuka kembali untuk dunia pada Oktober dan mengakhiri isolasi wajib.