• Info MPR

HNW Apresiasi Rencana Konferensi International Jakarta Islamic Center

Akhyar Zein | Selasa, 15/11/2022 20:45 WIB
HNW Apresiasi Rencana Konferensi International Jakarta Islamic Center Wakil Ketua MPR Dr. Hidayat Nur Wahid MA berpose bersama Panitia Konferensi International Jakarta Islamic Center (KIJIC) di Ruang Kerja, Lt.9, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta(foto: Humas MPR)

JAKARTA - Wakil Ketua MPR Dr. Hidayat Nur Wahid MA (HNW) menerima Panitia Konferensi International Jakarta Islamic Center (KIJIC) di Ruang Kerja, Lt.9, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta. KIJIC mengundang HNW dalam konferensi tersebut sebagai keynote speech.

KIJIC akan digelar pada 22 hingga 23 November. Dalam acara tersebut panitia mengundang islamic center -islamic center yang ada di Indonesia. Selain Islamic center juga masjid raya, ormas-ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, MUI, juga diundang. Bahkan peserta dari Sudan, Turki, India, Jepang, dan Malaysia menyatakan siap hadir.

Kegiatan konferensi akan digelar di banyak tempat, selain di Masjid Raya Islamic Centre, juga di Masjid Istiqlal dan konferensinya di Hotel Mercure Ancol. Sebagai masjid besar dan islamic centre, Jakarta Islamic Centre tak hanya ingin menjadi pusat peribadatan tapi juga markas peradaban dan pusat kajian Islam.

HNW juga mengapresiasi rencana penyelenggaraan KIJIC yang baru kali pertama ini digelar. "Semoga jadi sunnah hasanah, tradisi baik yang terus bisa dikembangkan, menjadi manfaat bagi Islamic Center dan kegiatan2nya, juga Umat manusia sebagai mitranya”, tuturnya.

Dikatakan setiap masjid itu sebenarnya juga merupakan “islamic center”. Karena sejak awal Nabi Muhammad SAW membangun Masjid, nama
masjid merupakan pusat segala aktivitas dakwah, sosial, dan peradaban. Sejak awal Masjid menjadi pusat kegiata Ummat, menjadi Islamic Center, tidak hanya mengurus masalah ibadah namun kegiatan ekonomi, pendidikan, sosial, dan segala hal yang menyangkut kehidupan ummat Islam dan kemanusiaan juga diatur bermula dari masjid. Masjid menjadi center (pusat) kegiatan Umat dan Bangsa.

Islamic centre sendiri disebut fenomena baru yang ada di Barat. Di kota-kota besar Eropa dan Amerika dan di negara-negara di mana ummat Islam minoritas, disana umat biasa mendirikan lembaga yang diberi label “islamic centre”.

“Sebab terminologinya baru, mempunyai daya tarik dan bobot. Selanjutnya istilah islamic centre sangat populer hingga juga dipakai di mana-mana termasuk di negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam, seperti di Indonesia," pungkas HNW.
 

FOLLOW US