• Kabar Pertanian

Susun AWPB 2023, Kementan Antisipasi Krisis Pangan Global

Budi Wiryawan | Jum'at, 11/11/2022 14:29 WIB
Susun AWPB 2023, Kementan Antisipasi Krisis Pangan Global Kegiatan Penyusunan Annual Work Plan And Budget (AWPB) Program READSI di Bogor, Kamis (10/11/2022). (Foto: Kementan)

BOGOR – Kementerian Pertanian menyamakan persepsi dalam melakukan Penyusunan Annual Work Plan And Budget (AWPB) Program READSI. Kegiatan yang dilaksanakan di Bogor, Kamis (10/11/2022), juga bertujuan untuk memaksimalkan peningkatan kualitas SDM di tahun depan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, penyamaan persepsi dilakukan agar kegiatan kedepan lebih maksimal.

“Jika kita satu persepsi mengenai rencana kerja kedepan, hasil yang dicapai bisa lebih maksimal. Untuk itu, kegiatan ini harus diikuti dengan serius,” katanya.

Penegasan serupa disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, saat membuka kegiatan.

“Acara yang kita laksanakan ini mempunyai nilai dan arti yang sangat penting dalam hal peningkatan dan pengembangan SDM sektor Pertanian, khususnya dalam mendukung produksi dan produktivitas pertanian yang juga disupport melalui project di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian yaitu program Rural Empowerment Agricultural Development Scalling-Up Initiative (READSI),” tuturnya.

Menurut Dedi, untuk mengantisipasi krisis pangan global, di tahun 2023 program dan kegiatan BPPSDMP difokuskan pada penguatan kinerja penyuluh pertanian di daerah, peningkatan peran pendidikan dan pelatihan vokasi pertanian, penumbuhan kelompok usaha bersama (KUB) petani muda dan pengembangan wirausaha muda pertanian.

“Dan seluruh program tersebut didukung oleh tiga pilar yaitu Pelatihan, Penyuluhan, Pendidikan serta dukungan Manajemen. Termasuk di dalamnya dari dukungan Project READSI yang memiliki program pemberdayaan dan pembangunan bagi penerima manfaat,” katanya.

Dedi menjelaskan, sasaran program READSI yang hingga saat ini mencapai 55.738 petani di 6 provinsi dan 18 kabupaten.

Dedi menambahkan, tujuan yang ingin dicapai dalam Penyusunan Annual Work Plan And Budget (AWPB) Program READSI 2023 adalah untuk menyamakan persepsi dan pemahaman mekanisme penyusunan Rencana Kerja Tahunan/AWPB dan Pengadaan Barang/Jasa di Pusat dan Daerah, Memfasilitasi daerah dalam penyusunan AWPB dan Rencana Pengadaan Barang tahun 2023, Menyusun konsolidasi AWPB dan Rencana Pengadaan Pusat dan Daerah untuk mendapatkan persetujuan NOL dari IFAD.

“Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, perencanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik dan mampu menyusun Annual Work Plan and Budget (AWPB) untuk mendongkrak target dan sasaran strategis program READSI yang bersinergi dengan program utama Kementerian Pertanian dan diikuti pula dengan komitmen bersama dari seluruh komponen/stakeholder yang terlibat,” katanya.

Dedi Nursyamsi juga mengatakan jika tanda-tanda krisis semakin nyata.

“Tanda-tanda krisis saat ini sudah kita rasakan. Harga-harga bahan pangan meningkat tajam sehingga banyak sekali negara-negara yang telah mengalami inflasi sangat tinggi, bahkan mencapai rekor seperti di Turki dan Argentina,” kata Dedi.

Dijelaskannya, kelangkaan ini dipengaruhi salah satunya oleh kelangkaan pupuk yang diperkirakan berkontribusi pada kelangkaan pangan tahun depan.

“Dengan latar belakang ini, maka diperlukan berbagai terobosan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia yang semakin langka, di antaranya melalui pemakaian pupuk organik serta pemupukan berimbang,” kata Dedi.

“Hari ini kita menyusun Annual Work Plan, sangat penging dalam Implementasi program kita. Apalagi READSI diperpanjang hingga tahun 2024 dan IFAD memberikan apresiasi kepada kita. itu artinya harus sebaik-baiknya manfaat kesempatan ini,” sambungnya.

Menurutnya, meskipun anggaran READSI menggunakan prosedur On-Granting namun hal ini bisa dikelola dengan baik dengan mempercepat proses Reimbursment, agar bisa memaksimalkan target program lainnya.

“Laksanakan program READSI dengan cepat. Agar bisa memasifkan program-program pembangunan pertanian. Program READSI juga harus mendukung program pembangunan pertanian khususnya dalam mengantisipasi krisis pangan global,” ujarnya.

FOLLOW US