• Wisata

Inginkan Turis Bernilai Tinggi, Thailand Melarang Diskon Wisata

Yati Maulana | Selasa, 05/07/2022 07:05 WIB
Inginkan Turis Bernilai Tinggi, Thailand Melarang Diskon Wisata Turis mengunjungi teluk Maya setelah Thailand membuka kembali pantainya pada 3 Januari 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Hotel, bisnis, dan rumah sakit swasta Thailand harus menahan diri dari menawarkan diskon besar untuk memikat wisatawan dan fokus pada peningkatan nilai negara sebagai tujuan wisata premium, kata menteri pemerintah, Senin.

Thailand telah menerima sekitar 2 juta pengunjung asing dalam enam bulan pertama tahun ini, kebangkitan yang stabil setelah industri pariwisatanya hampir runtuh karena pandemi dan lebih dari 18 bulan persyaratan masuk yang rumit dan mahal.

"Kami tidak bisa membiarkan orang datang ke Thailand dan mengatakan karena murah," kata Wakil Perdana Menteri Anutin Charnvirakul di sebuah acara di bandara internasional utama Bangkok untuk mempromosikan pariwisata.

"Sebaliknya mereka harus mengatakan `karena berhasil, itu masuk akal`, di situlah kita dapat meningkatkan nilai," katanya, menggemakan pernyataan menteri pariwisata negara itu.

Anutin menyamakan pendekatan dengan merek fashion mewah Louis Vuitton. "Tahan. Jual premium. Semakin mahal, semakin banyak pelanggan," katanya. "Jika tidak, Louis Vuitton tidak akan memiliki penjualan."

Salah satu tujuan wisata paling populer di Asia, Thailand menyambut rekor hampir 40 juta pengunjung pada pra-pandemi 2019, yang menghabiskan 1,91 triliun baht ($53,53 miliar), setara dengan 11% dari produk domestik bruto.

Kedatangan merosot menjadi 6,7 juta pada tahun berikutnya, dan turun menjadi 428.000 pada 2021, meskipun ada langkah yang dikalibrasi untuk mengakhiri persyaratan karantina.

Saat ini Thailand memperkirakan 10 juta kedatangan asing pada tahun 2022.

Awal tahun ini, Thailand meluncurkan program visa jangka panjang untuk orang asing kaya dan pekerja terampil, dengan tetap berpegang pada rencananya untuk memikat pengunjung dengan pengeluaran tinggi, meskipun banyak pekerjaan dan kerugian bisnis di bidang pariwisata selama pandemi.

FOLLOW US