Katakini.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat menetapkan status tanggap darurat bencana hingga 5 Mei 2021, setelah wilayah tersebut dilanda banjir bandang, longsor, dan gelombang tinggi akibat siklon tropis Seroja.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 138 korban meninggal dan 61 lainnya masih hilang akibat bencana yang terjadi pada Minggu hingga Senin.

“Penetapan keputusan tanggap darurat ini diharapkan mampu mempercepat penanganan bencana di wilayah Nusa Tenggara Timur,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati melalui siaran pers, Kamis.

Banjir bandang dan longsor juga telah menyebabkan lebih dari 2 ribu rumah rusak.

Upaya evakuasi korban, distribusi bantuan, dan pendataan korban terdampak masih berlanjut hingga Kamis.

BNPB juga telah mengerahkan sejumlah helikopter untuk mengirim bantuan ke lokasi terdampak yang sulit dijangkau melalui transportasi darat maupun laut.

Sebelumnya diberitakan, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan siklon tropis Seroja ini merupakan peristiwa yang langka dan baru pertama kali terjadi di Indonesia.

Faktor yang mengakibatkan terbentuknya bibit siklon seroja salah satunya yakni suhu muka laut yang semakin hangat, mencapai lebih dari 26,5 derajat hingga 29 derajat Celcius, di wilayah Samudera Hindia.

Menurut BMKG, hal ini merupakan bukti nyata bahwa perubahan iklim global terjadi.(Anadolu AGency)