• Info MPR

Waket MPR: Investasi Harus Humanis, Jangan Korbankan Rakyat

Agus Mughni Muttaqin | Sabtu, 16/09/2023 17:45 WIB
Waket MPR: Investasi Harus Humanis, Jangan Korbankan Rakyat Wakil Ketua MPR Syarief Hasan. (Foto: Humas MPR)

JAKARTA - Wakil Ketua MPR Syarief Hasan meminta pemerintah mengedepankan pendekatan persuasif dan dialogis dalam menyelesaikan persoalan investasi dan pembangunan proyek strategis nasional. Kericuhan di Pulau Rempang, Batam, dalam kaitannya dengan pembangunan Rempang Eco City hanya akan menyisakan preseden buruk dalam menggenjot investasi.

Syarif Hasan mengatakan, investasi tidak bisa dilaksanakan dengan peminggiran hak-hak sosial, budaya, dan ekonomi rakyat. Investasi haruslah berwujud humanis.

Investasi tentu sangat penting dalam menopang pertumbuhan. Namun jika investasi itu hanya menyisakan luka bagi rakyat, maka jelas pelaksanaan investasi itu mesti dievaluasi," kata Politisi Senior Partai Demokrat ini, dalam keterangannya, di Jakarta pada Sabtu (16/9).

"Pemerintah harus melakukan sosialisasi setiap pembangunan, namun pada saat bersamaan hak-hak hidup rakyat juga harus dijamin. Apa yang terjadi di Rempang adalah bentuk pembangunan yang memilukan. Pemerintah harus menyelesaikan perkara investasi ini dengan tepat dan dialogis,” lanjut Syarief Hasan.

Menurutnya, bentuk-bentuk pemaksaan investasi justru akan menimbulkan antipati dari rakyat. Ini akan memicu pertanyaan; sesungguhnya investasi itu ditujukan untuk apa dan buat siapa? Apakah rakyat adalah tujuan dari investasi dan pembangunan?

Pertanyaan tersebut haruslah menjadi dasar dari segala bentuk rencana pembangunan. Pemerintah tidak bisa menihilkan rakyat dalam setiap pengambilan kebijakan publik, apalagi jika itu diiringi dengan praktik-praktik kekerasan.

Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden SBY ini menilai, kasus kekerasan di Rempang ini bukanlah yang pertama terjadi. Sudah banyak kasus serupa, namun terus saja berulang. Ini menandaskan perlunya berpikir ulang terkait hakikat pembangunan, serta bagaimana posisi rakyat dalam pembangunan itu sendiri.

Jika mengukur keberhasilan investasi hanya dari realisasi pembangunan fisik belaka, jelas ada kekeliruan kebijakan yang nyata. Rakyat adalah tujuan, bukan alat pembangunan.

“Pembangunan Rempang Eco City ini penting, namun yang lebih penting adalah memastikan pembangunan ini tidak mengorbankan rakyat. Tugas pemerintah, khususnya pembuat kebijakan dan regulator dalam menjaga keseimbangan antara investasi dan hak hidup rakyat. Janganlah kedua hal ini dipandang berbeda secara diametral, vis a vis, saling menegasikan. Investasi yang bermutu adalah yang humanis dan berdimensi kemanusiaan,” tutup Syarief.

FOLLOW US