JAKARTA - Hingga akhir Agustus 2023, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada 59 rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan nilai emisi capai Rp12,47 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, minat penghimpunan dana di pasar modal terus melanjutkan kenaikan, yaitu menjadi sebesar Rp172,38 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 60 emiten.
Secara rinci, sebanyak 58 perusahaan melakukan IPO dengan nilai emisi sebesar Rp48,29 triliun. Selanjutnya, total himpunan dana di pasar modal juga dikontribusikan oleh 19 Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan nilai emisi sebesar Rp37 triliun, sebanyak 9 penerbitan Efek Bersifat Utang atau Sukuk tercatat memiliki nilai emisi Rp7,97 triliun, serta Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Tahap I, II dan seterusnya memiliki nilai emisi sebesar Rp79,13 triliun.
“Di pipeline, masih terdapat 94 rencana penawaran umum dengan perkiraan nilai sebesar Rp43,43 triliun dan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 59 perusahaan,” kata Inarno dalam konferensi pers daring pada Selasa (5/9/2023).
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat naik 0,32% ke level 6.953,26 pada Agustus 2023. Indeks naik secara month to date jika dibandingkan dengan Juni lalu yang berada di level 6.931,36.
Adapun, non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp20,10 triliun secara month to date, yang utamanya disebabkan oleh transaksi crossing. Sementara secara year to date, IHSG tercatat menguat 1,50% dengan non-resident membukukan dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp1,18 triliun.
“Penguatan IHSG terbesar pada Agustus 2023 dicatatkan oleh saham di sektor barang baku dan sektor infrastruktur,” imbuh Inarno.