JAKARTA - Isu gagalnya Food Estate yang dimainkan oleh PDI Perjuangan dianggap sebagai alibi semata oleh Direktur Eksekutif Komunikonten Hariqo Wibawa Satria. Pasalnya, kritikan Hasto Kristianto selaku sekjen PDIP soal food estate merupakan kejahatan lingkungan hanya sebagai akal-akalan elite PDIP untuk menutupi kegagalan Ganjar Pranowo selaku capres yang diusung dalam melakukan konsolidasi politik.

Ganjar dianggap gagal melakukan komunikasi politik terhadap elite-elite partai politik yang lain seperti Golkar dan PAN. Kegagalan Ganjar dalam memboyong Golkar ke koalisi PDIP membuat sebagian kader PDIP gerbong Ganjar merasa panik.

Kegagalan Ganjar semakin terlihat ketika Golkar dan PAN bersatu padu mengusung Calon Presiden Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), Prabowo Subianto.

"Ganjar ini dianggap tidak mampu melakukan komunikasi dengan PAN dan Golkar sehingga kedua partai itu mendukung Prabowo," kata Hariqo, Rabu (23/8) 

Hal itu membuat isu keretakan di internal PDIP semakin terlihat dengan kritikan-kritikan Hasto yang dianggap Hariqo sebagai kritikan receh. Kritikan Hasto tersebut dianggap tidak bisa dipertanggungjawabkan karena tidak memiliki legitimasi yang kuat.

Bahkan menurut Hariqo, Hasto sendiri tidak memiliki kepercayan publik yang kuat. Kasus Tindak Pidana Korupsi dalam Pemilihan Legislatif 2019 yang melibatkan kader PDIP Harun Masiku dianggap masyarakat sebagai boroknya partai berlambang Banteng Merah tersebut.

"Karena Hasto ini selaku Sekjen PDIP itu tidak mempunyai kepercayaan dari masyarakat, tidak mempunyai legitimasi untuk bicara sebuah kapal besar. Karena dia sendiri dipresepsikan oleh masyarakat terkait dengan Harun Masiku," ujar Hariqo.

Maka dari itu, kritikan yang dikeluarkan Hasto sama sekali tidak berpengaruh apa-apa terhadap pandangan masyarakat. Justru hal itu malah memperburuk keretakan internal PDIP karena proyek food estate merupakan kebijakan Presiden Joko Widodo.

"Dia sudah jelas megkritik Pak Jokowi dia tidak disiplin dengan omongan dia, dan itu pasti menimbulkan polemik di internal PDIP khususnya pendukung Jokowi," pungkas Hariqo.