• Info MPR

Bamsoet Ajak Alumni BEM Wujudkan Pemilu Damai dan Bahagia

Agus Mughni Muttaqin | Selasa, 11/07/2023 15:45 WIB
Bamsoet Ajak Alumni BEM Wujudkan Pemilu Damai dan Bahagia Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam pelantikan Dewan Pimpinan Pusat Forum Alumni Badan Eksekutif Mahasiswa (DPP FA-BEM) di Jakarta, Senin (10/7/23) (Foto: Humas MPR)

JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengajak Dewan Pimpinan Pusat Forum Alumni Badan Eksekutif Mahasiswa (DPP FA-BEM) untuk turut serta mewujudkan pemilihan umum (Pemilu) 2024 yang damai dan bahagia.

Ajakan tersebut, Bamsoet sampaikan dalam pelantikan DPP FA-BEM, di Jakarta, Senin (10/7/23). Pada kesempatan itu, Ia menuturkan dominasi pemuda pada komposisi demografi saat ini berdampak pada besarnya jumlah pemilih mula yang baru pertama kali menggunakan hak pilih dalam Pemilu. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Bamsoet memaparkan jumlah pemuda pada akhir tahun 2022 tercatat sekitar 65,82 juta, atau setara 24 persen dari total populasi. Penambahan pemilih muda pada Pemilu 2024 diperkirakan mencapai 20 persen dari Pemilu 2019. Hingga Februari 2023, tercatat jumlah pemilih mula mencapai 117 juta pemilih, atau sekitar 57,3 persen dari total pemilih.

Survei Aksara Research and Consulting pada akhir tahun 2022 memperkirakan antusiasme pemuda untuk berpartisipasi dalam Pemilu 2024 cukup tinggi, mencapai 70,7 persen, dan hanya 5,1 persen yang diperkirakan tidak akan menggunakan hak pilihnya. Di sisi lain, sekitar 24,2 persen koresponden masih belum menentukan sikap. Jumlah `massa mengambang` yang cukup tinggi ini akan sangat tergantung pada dinamika politik ke depan.

"Artinya, suara generasi muda sangat menentukan hasil Pemilu dan Pilkada Serentak 2024. Banyaknya pemilih pemula ini tentunya membutuhkan literasi politik yang memadai, agar mempunyai kesadaran dan pemahaman dalam menentukan pilihan politik. Karena itu, kehadiran DPP FA-BEM di bawah pimpinan Ketua Umum Zainudin Arsyad dan Sekjen Rafli Maulana, menjadi sangat relevan. Tidak hanya sekedar menjadi ajang silaturahmi alumni, melainkan juga sebagai wadah berfikir para intelektual untuk meningkatkan literasi politik generasi muda," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Selasa (11/7/23).

Bamsoet menjelaskan, sebagian besar pemuda di Indonesia memiliki latar belakang pendidikan tingkat menengah ke bawah. Menurut data BPS, pada tahun 2022, jumlah lulusan SMA tercatat sebesar 39,6 persen, dan lulusan SMP sebesar 35,78 persen. Sedangkan jumlah lulusan perguruan tinggi hanya mencapai 10,97 persen. Kondisi ini jika tidak disikapi dengan bijaksana, sedikit banyak akan mempengaruhi terjadinya gradasi dalam kualitas pilihan politik generasi muda.

"Tingginya antusiasme pemuda untuk berpartisipasi pada Pemilu 2024, tidak serta merta berbanding lurus dengan minat mereka untuk bergabung dengan partai politik. Tercermin dari hasil survei bahwa hanya 13,6 persen pemuda yang menyatakan tertarik bergabung dengan partai politik, dan hanya 1,1 persen yang sudah benar benar berafiliasi dengan partai politik. Mengindikasikan masih kuatnya perspektif atau stigma negatif pemuda dalam memaknai eksistensi partai politik," jelas Bamsoet.

Bamsoet menerangkan, literasi politik mayoritas pemuda pun masih belum `mapan`. Narasi terhadap politik lebih banyak dibentuk dan dipengaruhi oleh sumber `sekunder` misalnya media sosial. Mengindikasikan belum optimalnya peran partai politik maupun organisasi sosial kemasyarakatan dalam melaksanakan pendidikan politik kepada generasi muda.

"Masih ada paradigma yang memandang keterlibatan pemuda pada Pemilu, sekedar dikaitkan dengan dorongan untuk meningkatkan partisipasi politik. Pemuda hanya dimaknai sebagai obyek untuk menghimpun suara. Jarang sekali dikaitkan dengan potensinya sebagai bagian dari solusi untuk mewujudkan Pemilu yang berkualitas," terang Bamsoet.

Bamsoet menambahkan, Forum Alumni BEM harus mampu mengambil peran dalam membangun literasi politik generasi muda, agar tidak mudah diadu domba dan dipecah belah demi kepentingan politik sesaat. Dengan luasnya jaringan yang dimiliki, organisasi kepemudaan juga dapat membangun sinergi dan kolaborasi untuk bersama-sama menghadirkan narasi-narasi yang sehat dan konstruktif. Sehingga membantu menciptakan Pemilu damai dan bahagia

"Kehadiran FA-BEM juga harus menjadi penegasan bahwa perjuangan generasi muda dan kaum intelektual untuk memajukan kehidupan bangsa, tidak boleh terhenti dan dibatasi oleh status keanggotaan dalam sebuah organisasi kemahasiswaan kampus. Pengalaman, ujian, dan tempaan yang telah dihadapi ketika masih menjadi aktivis BEM kampus, merupakan modal penting untuk terus berkontribusi sebagai sumberdaya pembangunan melalui organisasi FA-BEM," terang Bamsoet.

Sebagai informasi, dalam acara pelantikan ini, turut hadir antara lain Ketua Umum DPP FA-BEM Zainudin Arsyad, Ketua Yayasan Pendidikan dan Perumahan Kemhan RI Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun, Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Arie Gumilar serta Direktur Institut Soekarno-Hatta Hatta Taliwang.

 

FOLLOW US