JAKARTA - Indonesia Coruotion Watch (ICW) menemukan lonjakan yang sangat drastis dalam anggaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri) pada tahun 2017. Lonjakan anggaran itu terkait pembelian gas air mata pasa institusi Polri.

Peneliti ICW Wana Alamsyah mengatakan pada tahun itu kepolisian menghabiskan Rp557,40 miliar untuk keperluan tersebut.

"Pada 2017 terjadi lonjakan drastis yang mana kepolisian melakukan banyak pembelian peralatan gas air mata dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Wana dalam konferensi pers secara daring, Minggu (9/7).

ICW sendiri menemukan data terkait dana total yang digunakan Polri selama rentang waktu 7 tahun untuk membeli gas air mata. Wana mengatakan Polri tercatat telah menghabiskan Rp303,5 triliun sejak tahun 2015 hingga 2022.

Data yang didapat dari laporan Kementerian Keuangan tersebut menyebutkan bahan yang paling banyak dibeli yakni peluru daripada gas air mata itu yang menghabiskan dana mencapai Rp1,1 triliun.

Wana menyebut alokasi anggaran Rp303,5 triliun tersebut digunakan kepolisian untuk membeli/menyewa jasa melalui sejumlah metode seperti tender, penunjukan langsung, pengadaan langsung dan e-purchasing.

"Kepolisian mengelola anggaran sekitar 35 persen atau sebesar Rp303,5 triliun untuk pengadaan [gas air mata] dari total uang yang dimilikinya sejak 2015," lanjut Wana.

Selain itu, ada sekitar 36 ribu pelontar gas air mata yang dibeli dengan nilai kontrak Rp657,4 miliar.

Sejak 2020 dan 2021, kata Wana, kepolisian mulai membeli drone pelontar gas air mata sebanyak 17 unit. Total yang dikeluarkan Rp65,5 miliar.