• Info MPR

Lantik Santri PMI Dea Malela, HNW: Wujudkan Generasi Emas 2045

Agus Mughni Muttaqin | Minggu, 09/07/2023 10:45 WIB
Lantik Santri PMI Dea Malela, HNW: Wujudkan Generasi Emas 2045 Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) usai melantik santri dan santriwati baru Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela, di Auditorium Sang Surya, Kompleks Ponpes PMI Dea Malela, Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Jumat malam (7/7/2023). (Foto: Humas MPR)

Sumbawa - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) melantik santri dan santriwati baru Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela, di Auditorium Sang Surya, Kompleks Ponpes PMI Dea Malela, Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Jumat malam (7/7/2023).

Dalam kesempatan tersebut, HNW menyampaikan beberapa hal penting untuk dijadikan pegangan para santri agar sukses dalam menempuh pendidikan di pesantren. Pertama, para santri harus menyadari bahwa mereka sangat beruntung menempuh pendidikan di PMI Dea Malela.

"Tempat kalian belajar ini adalah lembaga pendidikan yang memiliki latar dan spirit sejarah perjuangan dan sukses yang luarbiasa. Namun demikian, juga sangat mengikuti perkembangan zaman dan mempersiapkan jurus-jurus agar kemajuan zaman tidak merusak peradaban apalagi terhadap umat, melainkan agar perubahan zaman bisa terus diarahkan, yang justru bermanfaat dan berkontribusi untuk kemajuan umat dan kemaslahatan peradaban manusia secara global," kata HNW dalam keterangannya, Minggu (9/7/23).

"PMI Dea Malela menjawab tantangan dan perkembangan jaman. Di era globalisasi yang ditemui para santri dari generasi milenial maupun Z ini, sistem belajar mengajar di Pesantren Dea Malela juga sangat modern dan mengantisipasi agar bisa menyiapkan kader Ulama dan Pemikir Islam yang mengatasi tantangan dan peluang zaman,” tambahnya.

Hal tersebut, lanjut HNW, sesuai dengan prinsip `Tajdid` atau pembaharuan. Prinsip itu, merujuk kepada hadist Nabi Besar Muhammad SAW tentang akan dihadirkannya oleh Allah SWT setiap seratus tahun, pribadi, organisasi atau komunitas yang bisa menghadirkan pembaharuan.

HNW mengingatkan seratus tahun yang lalu, sekitar tahun 1920-an itulah tahun di mana banyak anak-anak Indonesia belajar di luar negeri, di antaranya ada Hasyim Asy`ari, Ahmad Dahlan, Mas Mansyur, Abdul Kahar Mudzakkir, mereka berangkat ke Mekkah atau Kairo untuk belajar, menimba ilmu, menguatkan jaringan. Ada juga yang berangkat ke Belanda seperti Mohammad Hatta, AA Maramis, Ahmad Subarjo.

Mereka ini, 100 tahun yang lalu belajar di luar negeri, lalu pulang ke tanah air, dan menjadi bagian sangat penting dari tokoh-tokoh bangsa yang pada tahun 1945, menghadirkan kemerdekaan Indonesia, dan sekarang bangsa Indonesia menikmati berkah hadirnya Indonesia merdeka, bersama-sama.

"Anak-anak, kalian sekarang berada di era menuju Indonesia Emas tahun 2045 sejak Indonesia merdeka tahun 1945. Maka wujudkanlah hukum sejarah, yang menegaskan bahwa sejarah adalah pengulangan. Mulailah dengan menanamkan tekat kuat dan visi hebat dalam belajar dan menuntut ilmu. Kuasai semua ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan di PIM, kembangkan wawasan dan perluas pergaulan," kata HNW.

Apalagi, lanjutnya, santri di sini bukan hanya datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari berbagai negara. Ditegaskan HNW, satu hal yang tidak boleh dilupa adalah, penting sekali mempertebal nilai dan ilmu agama.

"Karena, ia menjadi bingkai dan spirit sukses juga. Sehingga ketika tahun 2045 tiba, kalian diharapkan akan mengulang kesuksesan pendahulu kalian, yang mampu membawa perubahan besar Indonesia merdeka. Untuk tahun 2045, agar kalian bisa menjadi kontributor utama membawa umat, bangsa dan negara sukses mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka, menjadi negara yang maju selevel dengan negara-negara maju lainnya,” terangnya.

Namun, menurut HNW, untuk mencapai kesuksesan seperti itu, memang tidak mudah. Yang dibutuhkan adalah, niat yang kuat, kerja dan upaya keras juga dibarengi dengan selalu bermunajat mendekatkan diri kepada Allah, dengan selalu menjalankan perintah Allah SWT dan Sunnah Rasulullah, juga ajaran para Kyai, Pendidik dan guru-guru lainnya.

"Maka saya titip pesan, jangan sia-siakan kesempatan kalian menempuh pendidikan di pesantren ini. Selalulah berjuang, belajar yang giat, patuhi orang tua, para guru dan para kyai. Maksimalkan waktu, potensi dan kesempatan. Jangan dimubadzirkan. Dengan begitu, kalian akan membentuk diri kalian menjadi manusia yang unggul, yang mampu menjawab dan mengatasi semua tantangan dan hambatan yang ada,” imbuhnya.

Sebagai informasi, dalam kegiatan pelantikan ini, turut hadir Prof. Dr. KH Din Syamsuddin, Menteri Perdagangan Dr Zulkifli Hasan, Perwakilan Menko PMK RI Prof. Dr. Didik Suhardi, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Prof. Dr. Sofyan Anif, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Ma`mun Murod, MM, Forkopimda Sumbawa, ratusan santri dan santriwati serta para wali murid.

 

FOLLOW US