Arkeolog Pompeii Temukan Lukisan Berusia 2.000 Tahun yang Menampilkan Hidangan Seperti Pizza. (FOTO: BBC)
JAKARTA - Arkeolog di Italia telah menemukan lukisan berusia berabad-abad yang tampaknya menunjukkan hidangan yang mendahului salah satu hidangan paling populer yang disajikan di seluruh dunia: pizza.
Karya seni berusia 2.000 tahun itu ditemukan di dalam sebuah rumah dekat toko roti selama penggalian Regio IX baru-baru ini di pusat Pompeii, kata Kementerian Kebudayaan Italia dalam siaran pers yang dibagikan pada Selasa (27/6/2023).
Salah satu makanan yang ditampilkan dalam lukisan itu tampaknya adalah apa yang digambarkan oleh Gabriel Zuchtriegel, direktur taman arkeologi Pompeii, sebagai kemungkinan "nenek moyang jauh" dari pizza.
Namun, item seperti pizza itu jelas kehilangan tomat dan keju mozzarella, yang identik dengan hidangan Italia yang populer, menurut rilis bahasa Italia dari kementerian.
Sebaliknya, para arkeolog percaya hidangan itu adalah "focaccia," roti Italia yang sering kali disajikan dengan berbagai topping yang dipanggang di dalamnya. Hidangan khusus ini tampaknya diberi bumbu dan saus yang mirip dengan pesto.
"Gambar itu mengingatkan kita pada pizza (terutama) karena kita berada di dekat Naples," kata Zuchtriegel dalam video yang dibagikan oleh saluran YouTube resmi Taman Arkeologi Pompeii, sebagaimana diterjemahkan oleh The Art Newspaper.
"Jelas itu bukan pizza," tambah Zuchtriegel, "tapi mungkin itu nenek moyang jauh dari makanan ini."
Zuchtriegel juga mengatakan lukisan itu - yang menampilkan gambar piala anggur dan buah-buahan - menampilkan kesamaan antara "makanan hemat dan sederhana" dan "kemewahan baki perak", seperti dicatat oleh BBC.
"Bagaimana kita bisa gagal untuk berpikir, dalam hal ini, pizza, juga lahir sebagai hidangan `miskin` di Italia selatan, yang kini telah menaklukkan dunia dan juga disajikan di restoran berbintang," Zuchtriegel berbagi.
Kota Pompeii menjadi korban letusan hebat Gunung Vesuvius pada tahun 79 M, menurut Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Para arkeolog telah menggali di daerah itu sejak Januari 2023, lapor BBC. (*)
