• Oase

Penghormatan Terakhir untuk Hamba yang Salih

Rizki Ramadhani | Minggu, 30/04/2023 10:30 WIB
Penghormatan Terakhir untuk Hamba yang Salih Ilustrasi (notaglobal)

Jakarta - Umat Islam wajib menghormati sesama manusia. Terlebih terhadap saudara seiman. Penghormatan ini harus dilakukan secara wajar sesuai aturan syariat. Baik semasa hidup maupun setelah meninggalnya. Seperti kisah berikut ini.

Nabi Daniel `alaihissalam tidak termasuk salah satu dari 25 nabi yang wajib diketahui. Nabi yang berasal dari kalangan bani Israil ini disinyalir masih keturunan dari nabi Daud `alaihissalam. Nabi yang memiliki postur tubuh yang sangat besar ini pernah hidup dan meninggal di negeri Mesir.

Jenazah nabi Daniel `alaihissalam ditemukan pada masa Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Tepatnya pada saat ekspedisi militer ke Persia dan pasukan muslim yang dipimpin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu berhasil membebaskan Iskandariyah.

Tatkala itu para tentara muslim memasuki suatu tempat tersembunyi yang sebelumnya terkunci dengan gembok besi. Jenazah nabi yang mulia ini berada di dalam suatu lobang kecil yang ditutup dengan dua lapis marmer berwarna hijau. Jenazah beliau `alaihissalam dalam keadaan utuh dan baik. Jasadnya dibalut dengan kain kafan yang ditenun dengan benang emas.

Penemuan tersebut dilaporkan kepada Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu di Madinah. Khalifah yang bergelar al-Faruq ini segera berkonsultasi dengan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Maka diketahuilah bahwa jenazah lelaki yang memiliki postur tubuh yang sangat besar tersebut adalah jenazah nabi Daniel `alaihissalam. Beliau `alaihissalam adalah salah seorang dari para nabi. Api dan bumi tidak memakan jasad para nabi.

Amirul mukminin Umar radhiyallahu ‘anhu segera memerintahkan untuk memastikan kafan nabi yang mulia tersebut dalam keadaan baik, kemudian dikuburkan di suatu tempat yang tidak dapat dijangkau oleh orang-orang. Tujuannya untuk mencegah praktik pengultusan kuburan orang salih secara berlebihan. Menjauhkan dari mudarat melalui godaan iblis untuk menyembah orang-orang salih. Sebagaimana kaum nabi Nuh `alaihissalam yang tergelincir ke dalam lembah kesyirikan.

Berdasarkan kitab Dalfil an-Nubuwah, Imam al-Baihaqi rahimahullah menjelaskan bahwa Abu Aliyah beserta kaum muslimin lainnya menggali lubang kubur di tengah sungai dengan cara membendung airnya. Kemudian jasad nabi yang bertubuh besar ini dikuburkan di salah satu liang-liang lahat yang digali tersebut pada malam hari. Setelah itu, air yang telah dibendung sebelumnya dibuka kembali.

Setidaknya kini ada beberapa lokasi yang diduga menjadi makam nabi Daniel `alaihissalam, yaitu di Kirkuk dan Mugdadiyah di Irak, Susa di provinsi Khuzestan dan Malamir di Iran, di Babilon, di Samarkand dan di Hurmuzan atau Hormuz ada di provinsi Hormuzgan saat ini, Iran bagian selatan.

Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu juga membuatkan kuburannya lagi di kota Iskandariyah. Pada masa setelahnya, dibangun suatu masjid yang diberi nama masjid nabi Daniel `alaihissalam di lokasi tersebut.

Ibnu Katsir rahimahullah kembali menegaskan bahwa jasad yang ditemukan muslimin saat ekspedisi militer ke Persia tersebut adalah jasad nabi Daniel `alaihissalam.

Semoga kaum muslim bisa memperoleh berbagai mutiara faedah dan hikmah dari kisah ini. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US