• Oase

Kemuliaan Hamba yang Salih atas Kesalahannya

Rizki Ramadhani | Rabu, 05/04/2023 06:31 WIB
Kemuliaan Hamba yang Salih atas Kesalahannya Ilustrasi (foto:islampos)

Jakarta - Siapa sih manusia, terlebih di masa sekarang, yang tidak pernah berbuat kekeliruan. Namun sebaik-baiknya manusia adalah yang meminta maaf dan bertobat dari kesalahannya, serta berupaya memperbaikinya, dan bertekad tidak mengulanginya lagi. Berikut ini sekelumit kisah pertobatan yang berbuah manis.

Nabi Yunus `alaihissalam berada di dalam kegelapan perut ikan yang membawa beliau `alaihissalam mengarungi kegelapan lautan dan kegelapan malam. Akhirnya, beliau `alaihissalam pun menyadari telah melakukan kesalahan.

Dalam Tafsir Al-Qurthubi dijelaskan bahwa kesalahan nabi Yunus `alaihissalam yaitu meninggalkan dakwah padahal Allah Subhanahu wa ta`ala belum mengizinkannya. Beliau `alaihissalam tidak beristikharah kepada Allah ﷻ tentang kaumnya yang membangkang. Sehingga beliau `alaihissalam mengira bahwa penduduk Ninawa tidak akan pernah beriman.

Atas kesalahannya ini, maka nabi Yunus `alaihissalam berdoa, “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al Anbiya : 87).

Allah ﷻ pun mengabulkan doa beliau `alaihissalam dan menyelamatkan dengan mengilhamkan sang ikan untuk memuntahkan nabi yang bergelar Dzun Nun ini ke pinggir pantai yang tandus.

Di dalam sebuah hadits yang mauquf dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa tatkala nabi Yunus `alaihissalam berdoa kepada Allah ﷻ, ternyata malaikat mendengar dan samar-samar mengenal suaranya. Malaikat berkata kepada Allah, “Wahai Tuhanku, ada suara lemah yang telah diketahui bersumber dari negeri terasing.” Allah berfirman, “Tidakkah kalian tahu suara itu?” Mereka bertanya, “Tidak, wahai Tuhanku, siapakah dia?” Allah berfirman, “Dia adalah hamba-Ku Yunus”.”

Adapun beberapa pendapat para ulama tentang lamanya waktu nabi Yunus `alaihissalam berada di dalam perut ikan. Menurut Qatadah rahimahullah, tiga hari. Menurut Abu Ja’far ash-Shaadiq rahimahullah, tujuh hari. Menurut Abu Malik rahimahullah, 40 hari. Sedangkan Mujahid rahimahullah menukil dari asy-Sya’bi rahimahullah, bahwa nabi Yunus `alaihissalam ditelan di waktu duha dan dimuntahkan di petang hari.

Yang juga penting untuk pembelajaran kita adalah firnan Allah ﷻ dalam surah (ke-37) As-Saffat ayat 143-144,

Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari Berbangkit.”

Nabi Yunus `alaihissalam memang pernah melakukan kesalahan, namun jangan sampai terbetik di benak kita bahwa beliau `alaihissalam adalah orang yang tercela.

Nabi Yunus `alaihissalam bertaubat setelah berbuat kesalahan dan kembali kepada Allah ﷻ. Allah Ta’ala mengangkat derajatnya dan beliau `alaihissalam termasuk dari golongan para nabi yang memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan mulia.

Dalam HR Bukhari rahimahullah, nabi Muhammad ﷺ memuji dan sekaligus mengajarkan kita tentang adab kepada nabi Yunus `alaihissalam,

Tidak patut bagi seorang hamba berkata bahwa aku (Muhammad Shallallahu `alaihi wasallam) lebih baik daripada Yunus bin Matta`. Beliau menisbatkan pada bapaknya.” (Muttafaq ‘alaih).

Semoga kisah ini dapat menjadi pelajaran berharga untuk kita.

(Kontributor :Dicky Dewata)

FOLLOW US