JAKARTA - Sepanjang pekan ini, Bank Indonesia (BI) mencatat ada aliran modal asing senilai Rp9,59 triliun masuk ke pasar keuangan domestik.

Aliran modal asing ini terbagi dalam pembelian neto sebesar Rp10,31 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan penjualan neto sebesar Rp 730 miliar di pasar saham.

“Berdasarkan data transaksi 13 sampai dengan 16 Maret 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp 9,59 triliun terdiri dari beli neto Rp 10,31 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp 0,73 triliun di pasar saham,” ucap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam pernyataan resmi yang diterima Sabtu (18/3/2023).

Bila dilihat secara kumulatif dari 1 Januari 2023 sampai dengan 16 Maret 2023, nonresiden beli neto Rp 39,67 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp 520 miliar di pasar saham.

Sementara itu imbal hasil atau yield SBN Indonesia tenor 10 tahun naik ke level 6,85%. Level yield surat utang Indonesia tersebut lebih menarik dan jauh dari yield surat utang Amerika Serikat atau UST Treasury Note tenor 10 tahun yang turun ke level 3,577%.

Sedangkan, premi risiko investasi atau credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun naik ke 103,48 basis poin per 16 Maret 2023 dari 98,22 basis poin per 10 Maret 2023.

Nilai tukar rupiah dibuka pada posisi Rp 15.470 per dolar AS pada Jumat (17/3/2023) sama dengan posisi pada penutupan perdagangan Kamis (16/3/2023) Rp 15.420 per dolar AS.

“BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Erwin.