• News

Lebih dari Separuh Perusahaan Jerman Laporkan Kekurangan Tenaga Kerja

Yati Maulana | Jum'at, 13/01/2023 15:01 WIB
Lebih dari Separuh Perusahaan Jerman Laporkan Kekurangan Tenaga Kerja Seorang pekerja baja menggiling cetakan baja di perusahaan pengecoran baja di Muelheim an der Ruhr, Jerman, 2 April 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Lebih dari setengah perusahaan Jerman sedang berjuang untuk mengisi lowongan karena kurangnya pekerja terampil. Kamar Dagang dan Industri Jerman (DIHK) mengatakan pada hari Kamis, dalam tanda terbaru hambatan pertumbuhan di negara ekonomi terbesar Eropa itu.

Proporsi perusahaan yang menghadapi kesulitan perekrutan berada pada tingkat tertinggi, DIHK menemukan dalam survei terhadap 22.000 perusahaan, dengan 53% melaporkan kekurangan. "Kami dapat berasumsi bahwa sekitar 2 juta lowongan akan tetap tidak terisi," Achim Dercks, Wakil Kepala Eksekutif DIHK, mengatakan, dengan hasil bahwa perusahaan kehilangan produksi senilai hampir 100 miliar euro.

Ketahanan pasar tenaga kerja tidak berarti perusahaan berjalan dengan baik, tambahnya. Kekurangan staf, harga energi yang tinggi, dan peralihan ke netralitas iklim adalah "campuran berbahaya" yang dapat menyebabkan perusahaan memindahkan produksi ke luar negeri.

"Kekurangan pekerja terampil tidak hanya menjadi beban bagi bisnis, tetapi juga membahayakan keberhasilan dalam tugas-tugas penting di masa depan seperti transisi energi, digitalisasi, dan pembangunan infrastruktur," katanya.

Pekerja dengan keterampilan yang relevan semakin langka, katanya, termasuk di sektor manufaktur yang merupakan ruang mesin pembangkit tenaga ekspor Jerman.

Survei menemukan bahwa 67% produsen peralatan listrik tidak dapat mengisi lowongan dan 67% perusahaan teknik mesin. Dalam pembuatan mobil, 65% perusahaan melaporkan kekurangan tenaga kerja.

FOLLOW US