• Kabar Pertanian

P4S Pucangsari Bongkar Rahasia Tembus Pasar Ekspor Buah Naga

Eko Budhiarto | Sabtu, 19/11/2022 11:55 WIB
P4S Pucangsari Bongkar Rahasia Tembus Pasar Ekspor Buah Naga Dedi pada acara Bertani on Cloud (BOC) Volume 207 dengan tema Naga Merah P4S Pucangsari Menembus Ekspor`.

Jakarta - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) telah mencanangkan tiga amunisi mengantisiapasi krisis pangan global. Satu di antaranya adalah meningkatkan ekspor.

"Saat ini harga pangan di pasar global sedang bagus. Ini adalah peluang yang harus dimanfaatkan petani kita, termasuk P4S dan pertani milenial," kata Dedi pada acara Bertani on Cloud (BOC) Volume 207 dengan tema Naga Merah P4S Pucangsari Menembus Ekspor`.

Dedi mengatakan, Indonesia mempunyai komoditas yang potensi ekspornya tinggi, misalnya komoditas porang, sarang burung walet (SWB), dan ayam berserta turunannya.

"Manfaatkan peluang ini kita genjot ekspor kita," ajak Dedi.

Dijelaskan Dedi bahwa ekspor sangat terkait dengan produktivitas.

"Berbicara masalah ekspor tentu saja mengenai produktivitas agar daya saing produk pertanian kita meningkat," tutur Dedi.

Hal ini juga selaras yang disampaikan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo bahwa peningkatan produktivitas adalah salah satu fokus utama Kementan untuk mencapai ketahanan pangan.

Selanjutnya, kata Dedi, kualitas produk pertanian, terutama syarat-syarat yang diminta negara tujuan harus dipenuhi dengan baik.

"Kalau daya saing kita rendah jangankan diekspor dijual dalam negeri saja susah," kata Dedi.

Kontinuitas produk pertanian, lanjut Dedi, juga memegang peranan yang sangat penting untuk menembus pasar ekspor.

Kesinambungan produk pertanian akan menjaga kepercayaan antara perusahaan dan petani.

"Jadi, sekali lagi kalau berbicara soal ekspor bukan hanya berbicara soal produktivitas, tapi kualitas dan kontinuitas juga memegang peranan yang sangat penting," tegas Dedi.

Pada kesempatan yang sama, Ketua P4S Pucangsari sekaligus Ketua Kelompok Pucangsari, Rukiyan menyampaikan pengalamannya menembus pasar global menjual buah naga.

Menurutnya, ada tiga syarat untuk menembus pasar ekspor. Pertama, menyiapkan hasil estimasi per musim. Kedua, melakukan budidaya sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan registrasi kebun. Terakhir, dokumen hasil inspeksi dari pihak Karantina.

"Maka dari itu, untuk memperluas pemasaran produk pertanian yang lebih luas, kami mengajak semua petani yang ada di seluruh negeri ini untuk melakukan budidaya yang baik dan benar," ajaknya.

Di samping itu, Rukiyan juga menekankan pentingnya menjaga kontinuitas produk pertanian yang akan diekspor. Ia mengatakan, pihaknya berhasil menjaga keberlangsungan buah naga untuk diekspor menggunakan teknologi.

"Satu-satunya komoditas sepanjang masa bisa berbuah adalah buah naga yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Sebetulnya buah naga secara alami musimnya sekitar 6 bulan. Akan tetapi, kami bisa memproduksi sepanjang tahun dengan teknologi, seperti pemakaian lampu," katanya.

Terakhir ia menekankan bahwa buah naga yang akan diekspor harus sesuai dengan SOP dan Good Agricultural Practices (GAP) agar produk tersebut memenuhi standar global, seperti negara Eropa dan Asia yang sudah ia masuki.

"Jadi, siapa pun syarat utama untuk ekspor adalah punya registrasi kebun, termasuk di dalamnya legalitas. Alhamdulillah kami sudah punya legalitas sejak 2016, sehingga kami bisa ekspor," ajaknya.

"Kami berharap mari benar-benar bisa budidaya dengan baik dan benar agar produk-produk kita bisa masuk ke pasar domestik dan internasional. Kami sudah merasakan dan luar biasa mensejahterakan petani, khususnya di Banyuwangi," imbuhnya.

FOLLOW US