• News

Ingin Stabilkan Mata Uang, Myanmar-Rusia Bicara Metode Pembayaran

Yati Maulana | Rabu, 21/09/2022 04:04 WIB
Ingin Stabilkan Mata Uang, Myanmar-Rusia Bicara Metode Pembayaran Panglima angkatan bersenjata Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing di Moskow, Rusia 23 Juni 2021. Foto: Reuters

JAKARTA - Myanmar sedang berdiskusi dengan sekutunya yang sedang berkembang, Rusia, mengenai penggunaan kartu bank Mir untuk pembayaran, kata juru bicara junta pada hari Selasa, ketika negara yang diperintah militer itu terhuyung-huyung dari krisis mata uang dan dampak sanksi Barat.

Myanmar telah menghadapi keruntuhan sosial dan ekonomi sejak kudeta militer awal tahun lalu, dan langkah untuk mengadopsi sistem pembayaran Rusia datang ketika junta yang semakin terisolasi berjuang untuk mempertahankan cadangan devisa dan menstabilkan mata uang dan tingkat inflasi.

Menggunakan sistem pembayaran Mir Rusia dan kartu akan memungkinkan pertukaran langsung antara rubel dan mata uang kyat, juru bicara junta Zaw Min Tun mengatakan pada konferensi pers.

"Ada diskusi antara bank sentral kami selama perjalanan ke Rusia untuk menggunakan kartu Mir dalam sistem pembayaran Myanmar," katanya, merujuk pada kunjungan baru-baru ini oleh kepala junta Jenderal Senior Min Aung Hlaing ke Rusia, di mana dia bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

Nilai kyat telah berada di bawah tekanan yang meningkat dan mendorong harga makanan dan bahan bakar, memaksa bank sentral Myanmar untuk melemahkan nilai resmi mata uangnya dan memerintahkan perusahaan untuk menukar dolar dan menunda pembayaran pinjaman luar negeri.

Rusia telah berjanji untuk memperluas sistem pembayaran Mir di negara-negara sahabat karena sanksi Barat berusaha untuk menutupnya dari keuangan internasional atas invasinya ke Ukraina.

Kartu tersebut saat ini hanya diterima di beberapa negara seperti Kuba, Korea Selatan, Turki, Vietnam, dan beberapa bekas republik Soviet.

Rusia telah menjadi sekutu diplomatik terdekat militer Myanmar dan telah menerima kepala junta sebagai tamunya pada tiga kesempatan sejak kudeta.

Rusia juga telah memasok jet tempur dan kendaraan lapis baja ke Myanmar, menentang tekanan internasional untuk menghentikan pengiriman senjata ke junta, yang menurut PBB telah terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan.

Zaw Min Tun mengatakan Putin telah menekankan bahwa Myanmar adalah teman yang dapat diandalkan di Asia Tenggara dan Min Aung Hlaing mengatakan Rusia memimpin urusan dunia dengan benar.

FOLLOW US