• Bisnis

Pemesanan SR017 Tembus Rp20 Triliun, Masa Penawaran Tinggal 6 Hari Lagi

Tri Umardini | Kamis, 08/09/2022 17:05 WIB
Pemesanan SR017 Tembus Rp20 Triliun, Masa Penawaran Tinggal 6 Hari Lagi Pemesanan SR017 Tembus Rp20 Triliun, Masa Penawaran Tinggal 6 Hari Lagi. (FOTO: SHUTTERSTOCK)

JAKARTA - Investor ritel terus berbondong-bondong memborong Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR017.

Hingga Rabu pagi (7/9/2022), nilai pemesanan SR017 sudah menembus Rp20 triliun atau dua kali lipat dari target awal pemerintah yang senilai Rp10 triliun.

Nilai pemesanan SR017 juga telah melampaui realisasi penjualan Sukuk Ritel seri sebelumnya yakni SR016 yang senilai Rp18,4 triliun.

Seiring membludaknya minat investor, pemerintah telah menaikkan kuota pemesanan SR017jadi Rp20 Triliun, kemudian naik lagi jadi Rp22,5 triliun. Karena itu, kini kuota pemesanan SR017 semakin tipis tinggal Rp2,5 triliun. Padahal masa penawaran masih berlangsung sepekan atau 7 hari lagi.

Masa penawaran SR017 kini telah memasuki hari ke-20, Dengan demikian, rata-rata nilai pemesanan SR017 sekitar Rp1 triliun per hari. SR017 ditawarkan sejak Jumat pagi, 19 Agustus 2022 dan ditutup pada Rabu pagi, 14 September. Karena itu, jika Smart Investor tak ingin ketinggalan dan kehabisan kuota pemesanan, segera investasi di SR017.

Sebab berdasarkan pengalaman penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel sebelumnya, pemerintah beberapa kali tidak menambah kuota pemesanan, meskipun masa penawaran masih berlangsung. Hal itu karena target penjualan pemerintah sudah tercapai.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022, pemerintah menargetkan pembiayaan dari penerbitan SBN Ritel pada tahun ini Rp100 triliun. Dari jumlah itu, sekitar Rp57,38 triliun sudah dikantongi pemerintah dari penerbitan Obligasi Negara Ritel seri ORI021 (Rp25,07 triliun), Sukuk Ritel seri SR016 (Rp18,4 triliun), dan Savings Bond Ritel seri SBR011 (Rp13,91 triliun).

Di sisi lain setelah penerbitan SR017, pemerintah masih memiliki rencana untuk menerbitkan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI022 pada 26 September hingga 20 Oktober 2022 serta, Sukuk Tabungan (ST) seri ST009 seri ORI022 pada 28 Oktober hingga 16 November 2022.

Jadwal Penerbitan SBN Ritel 2022

1. Seri SBN Ritel
Obligasi Negara Ritel ORI021
Masa Penawaran (Tentatif)
24 Januari - 17 Februari 2022

2. Seri SBN Ritel
Sukuk Negara Ritel SR016
Masa Penawaran (Tentatif)
25 Februari - 17 Maret 2022

3. Seri SBN Ritel
Savings Bond Ritel SBR011
Masa Penawaran (Tentatif)
23 Mei - 16 Juni 2022

4. Seri SBN Ritel
Sukuk Negara Ritel SR017
Masa Penawaran (Tentatif)
19 Agustus - 14 September 2022

5. Seri SBN Ritel
Obligasi Negara Ritel ORI022
Masa Penawaran (Tentatif)
26 September - 20 Oktober 2022

6. Seri SBN Ritel
Sukuk Tabungan ST009
Masa Penawaran (Tentatif)
28 Oktober - 16 November 2022

Sumber : DJPPR Kementerian Keuangan

Daya Tarik SR017

SR017 mampu menarik minat investor karena Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ritel ini menawarkan imbal hasil tertinggi dibandingkan SBN Ritel seri sebelumnya sepanjang tahun 2022.

Selain itu, SR017 yang memberikan imbal hasil 5,9% per tahun ini, juga jauh di atas rata-rata bunga deposito perbankan 3,23% per tahun (Pusat Data Kontan dikutip (31/8/2022).

Setelah dipotong pajak 10%, imbal hasil bersih SR017 masih 5,31%, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata bunga deposito yang setelah dipotong pajak 20% jadi sekitar 2,58%.

SR017 cocok buat investor pemula atau ritel karena modal awal untuk membeli sukuk ini sangat terjangkau, yakni mulai dari Rp1 juta (1 unit) dan maksimal Rp5 miliar (5.000 unit).

Chief Economist Bank Permata, Josua Pardede menyampaikan SR017 adalah seri obligasi syariah yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Kondisi tersebut berimplikasi pada permintaan untuk seri ini yang sangat bergantung pada kondisi pasar obligasi secara umum, dan tidak hanya dari outlook disposable income dari para investor ritel.

Menurut Josua tingginya minat investor terhadap SR017 ditopang oleh kondisi pasar obligasi yang bullish. Hal tersebut seiring dengan inflasi AS yang cenderung turun dan pergerakan imbal hasil (yield) obligasi negara yang stabil di rentang 7–7,2 persen.

"Dengan kondisi tersebut, kami perkirakan penyerapan dari SR017 mampu mencapai kurang lebih Rp20 triliun - Rp22 triliun. Sebagai perbandingan, seri SR016 mampu terserap hingga Rp18 triliun di bulan Maret lalu, saat situasi pasar obligasi cenderung lebih volatil," kata Josua dilansir Bisnis.com (2/9). (*)

FOLLOW US