• Info DPR

Bertemu Menteri Ekonomi Jepang, Puan Tekankan Soal Investasi Hingga Kerja Sama Teknologi

Yahya Sukamdani | Sabtu, 03/09/2022 21:23 WIB
Bertemu Menteri Ekonomi Jepang, Puan Tekankan Soal Investasi Hingga Kerja Sama Teknologi Ketua DPR RI Puan Maharani bersama Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura. Foto: dpr

JAKARTA - DPR/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura. Dalam pertemuan, Puan berbicara soal pentingnya peningkatan hubungan kerja sama kedua negara dalam berbagai bidang.

Pertemuan Puan dengan Yasutoshi Nishimura digelar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Menteri Nishimura hadir ditemani Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, dan Dubes Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi.

Sementara itu Puan didampingi oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Gilang Dhielafararez, dan sejumlah jajaran DPR lainnya.

“Saya mengucapkan selamat datang kepada bapak Nishimura di Gedung DPR ini. Saya berharap kunjungan bapak Nishimura dapat semakin meningkatkan hubungan ekonomi, perdagangan, investasi, dan industri,” kata Puan.

Menurut Puan, upaya peningkatan hubungan ekonomi kedua negara saat ini sangat relevan di mana dunia mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi, tantangan tingginya inflasi, krisis energi dan pangan, terjadinya perang, serta meningkatnya ketegangan di Asia Pasifik. Sementara dunia belum pulih dari guncangan akibat Covid-19.

“Saya ingin menyampaikan apresiasi atas hubungan diplomatik Indonesia dengan Jepang yang sudah berjalan baik selama 64 tahun sejak 20 Januari 1958. Sebagai DPR/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">Ketua DPR RI, saya selalu memberikan dukungan agar hubungan Indonesia-Jepang semakin kuat,” ujarnya.

Puan menambahkan, kerja sama kedua negara telah berlangsung sangat erat dan bersifat multidimensi melibatkan berbagai pihak. Tidak hanya pemerintah, swasta, tapi juga perlu melibatkan parlemen.

“Sebagai sesama negara demokrasi, maka dukungan parlemen diperlukan dalam pelaksanaan kerjasama internasional suatu negara,” sebut Puan.

Perempuan pertama yang menjabat sebagai DPR/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">Ketua DPR ini mengatakan, demokrasi di kedua negara menjadi elemen penting pendukung kerja sama Indonesia dan Jepang. Puan menyebut, demokrasi menjamin kerja sama kedua negara yang bersifat inklusif, berdasar prinsip good governance, akuntabilitas, dan ditujukan bagi kepentingan rakyat kedua negara.

“Dapat diinformasikan bahwa DPR RI telah membentuk grup kerja sama Bilateral dengan Parlemen Jepang,” tuturnya.

Di sisi lain, ekonomi Indonesia tumbuh cukup tinggi dibandingkan negara-negara lain. Pada kuartal kedua 2022, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,44%. Hal ini memperlihatkan resiliensi ekonomi RI di tengah berbagai tantangan ekonomi global.

“Terjadinya multi-krisis global diharapkan menjadi momentum peningkatan erja sama selama masa krisis dalam mengatasi masalah kesehatan dan ekonomi serta agar kedua negara berkontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia,” ucap Puan.

Jepang pun merupakan mitra strategis dan mitra dagang terbesar ke-3 bagi Indonesia. Pada tahun 2021, nilai perdagangan Indonesia-Jepang mencapai US$ 32,5 milyar, naik dari tahun 2022 yang nilainya sebesar US$ 24,3 milyar. Puan mendukung agar perdagangan bilateral tersebut terus meningkat.

“Diharapkan juga perdagangan bilateral Indonesia-Jepang ini juga melibatkan lebih banyak usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia. Saya pun berharap melalui Indonesia-Japan Economic Partnersip Agreement (IJ-EPA), kita bisa mendorong perdagangan lebih besar dan kerjasama lebih dalam,” urai mantan Menko PMK itu.

Dalam konteks IJ-EPA, Puan mendorong agar Jepang mengakomodir usulan Indonesia terkait peningkatan akses pasar produk perikanan ke Jepang. Selain itu agar Jepang memberikan fleksibilitas untuk aturan impor produk (product specific rules) untuk produk perikanan, kopi, dan sorbitol, serta diberikannya akses lebih besar di Jepang terkait penerimaan tenaga kerja sektor pariwisata.

“Perlunya dilakukan implementasi kerjasama baru industri dalam konteks Manufacturing Industry Development Center (MIDEC). Saya berharap amendemen protokol I-JEPA dapat diselesaikan segera dan ditandatangani di sela-sela KTT G20 di Bali mendatang,” harap Puan.

Lebih lanjut, DPR mendorong agar ada peningkatan investasi Jepang di Indonesia yang untuk periode 2021-2022 nilainya telah mencapai lebih dari US$ 4,3 milyar. Puan menilai, investasi Jepang masih dapat ditingkatkan mengingat besarnya peluang investasi di Indonesia.

“Saya mengundang investasi Jepang di sektor strategis di Indonesia seperti infrastruktur, energi, transportasi dan industri otomotif. Saya mendukung investasi industri otomotif Jepang guna mendukung elektrifikasi sektor transportasi agar Indonesia menjadi basis produksi kendaraan listrik,” paparnya.

“Saya juga mengharapkan penyelesaian sesuai waktu pembangunan infrastruktur strategis di Indonesia dengan dukungan Jepang untuk pembangunan MRT Jakarta, dan pelabuhan Patimban,” imbuh Puan.

Terkait kerja sama dalam bidang energi, khususnya transisi energi, Puan memberi apresiasi terhadap inisiatif Jepang untuk membangun kerjasama energi di Asia melalui Asia Zero Emission Community (AZEC). Ia pun mendorong implementasi kerja sama transisi energi melalui investasi di bidang energi terbarukan, antara lain hidrogen, biomassa dan methanol.

“Saya ingin menyampaikan pentingya kerja sama bidang transisi energi melalui teknologi transfer dan dukungan pembiayaan dan guna mendukung Indonesia menurunkan emisinya,” kata Puan.

Cucu Proklamator RI Bung Karno ini menyebut, DPR selalu mendorong pemerintah Indonesia untuk terlibat aktif menjadi bagian komunitas internasional menurunkan emisi, sesuai target Paris Agreement. Menurut Puan, hal ini sejalan dengan upaya DPR untuk mempercepat transisi  menuju ekonomi hijau baik tingkat nasional maupun internasional.

“Hal ini juga saya upayakan pada Sidang IPU ke-144 di Bali, Maret 2022 yang menghasilkan Nusa Dua Declaration sebagai komitmen mengatasi dampak perubahan iklim,” ungkapnya.

Sementara itu untuk kerja sama regional, Puan berharap agar Indonesia dan Jepang dapat bekerjasama  guna memperbaiki rantai pasok global yang terganggu karena pandemi Covid-19x perang di Ukraina, dan ketegangan geopolitik. Apalagi, Indonesia dan Jepang juga merupakan anggota Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang berambisi mendorong perdagangan yang adil dan saling menguntungkan.

“Saya mengapreasi keterlibatan Jepang dalam upaya menciptakan Free and Open Indo-Pacific. Untuk kerjasama regional di kawasan, perlu didorong sinergi antara ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, Free and Open Indo-Pacific serta Indo-Pacific Economic Forum (IPEF),” imbau Puan.

“Kita semua harus mendorong terciptanya strategic trust terutama antar kekuatan besar di Kawasan. Stabilitas di kawasan diperlukan untuk mendorong kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi lebih besar di kawasan,” tambahnya.

Puan kemudian menyinggung soal DPR RI yang akan menjadi tuan rumah perhelatan Parliamentary Speakers` Summit (P20) sebagai bagian dari rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Oktober mendatang. Adapun tema yang diangkat dalam P20 adalah ‘Stronger Parliament for Sustainable Recovery’ yang mana itu sejalan dengan tema G20 yaitu ‘Recover Together, Recover Stronger’.

“Keketuaan Indonesia di P20 menekankan pentingnya penguatan peran parlemen dalam menghadapi berbagai krisis global,” ungkap Puan.

“Saya berharap, Ketua Parlemen Jepang dapat hadir di pertemuan puncak P20 untuk bersama-sama merumuskan solusi dalam menghadapi tantangan global, dan agar parlemen dapat berkontribusi menyelesaikan berbagai krisis yang dihadapi dunia,” lanjutnya.

Puan pun menggarisbawahi banyak hal yang telah dilakukan kedua negara selama ini. Meski begitu, tentunya masih terdapat ruang untuk meningkatkannya dengan keterlibatan dan dukungan parlemen bagi kerjasama Indonesia dan Jepang.

“Saya berharap kunjungan singkat bapak Menteri Nishimura di Jakarta dapat berjalan lancar dan produktif, bagi upaya bersama meningkatkan hubungan kedua negara,” ujar Puan.

Menteri Nishimura mengaku senang bisa bertemu kembali dengan Puan. "Sepuluh tahun lalu kita bertemu sbg politisi muda, dan sekarang kita bertemu dengan kapasitas masing-masing," ungkap Nishimura.

Puan dan Nishimura  bertemu beberapa kali sejak keduanya masih menjadi anggota parlemen. Terakhir, Nishimura bertemu  Puan ketika cucu Bung Karno itu  menjadi Menteri PMK.

FOLLOW US