JAKARTA - Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan, Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) pada 2022 semakin membaik. Nilai IPAK pada 2022 sebesar 3,93 pada skala 0 sampai 5, sementara IPAK tahun 2021 sebesar 3,88.

Margo saat konferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin, mengatakan nilai indeks semakin mendekati 5 menunjukkan bahwa masyarakat berperilaku semakin anti korupsi, sebaliknya nilai IPAK yang semakin mendekati 0 menunjukkan bahwa masyarakat berperilaku semakin permisif terhadap korupsi. 

IPAK merupakan ukuran yang mencerminkan perilaku antikorupsi di masyarakat yang diukur dengan skala 0-5, di mana semakin tinggi nilainya maka budaya anti korupsi di masyarakat semakin membaik, paparnya.

IPAK mengukur perilaku korupsi berskala kecil yang dialami atau dirasakan masyarakat dan tidak termasuk korupsi skala besar.

Survei yang dilakukan BPS mencakup penyuapan, gratifikasi, pemerasan, nepotisme dan sembilan nilai antikorupsi.

"Pendataan dilakukan di lapangan dengan sampel 10.040 rumah tangga dan angkanya hanya bisa menggambarkan angka nasional," ujar Margo.

IPAK sendiri hanya bisa dibangun dengan dua dimensi, yaitu dimensi persepsi, dan dimensi pengalaman.

Pada 2022, IPAK masyarakat perkotaan 2022 lebih tinggi mencapai 3,96 dibanding masyarakat perdesaan yang sebesar 3,90. Semakin tinggi pendidikan, masyarakat juga cenderung semakin antikorupsi.

Pada 2022, IPAK masyarakat berpendidikan dasar (SD ke bawah) sebesar 3,87, menengah (SMP dan SMA) sebesar 3,94, dan tinggi (di atas SMA) sebesar 4,04.