• News

Pemrotes Anti-perang Rusia Bantah Tuduhan Mendiskreditkan Tentara

Yati Maulana | Jum'at, 29/07/2022 05:05 WIB
Pemrotes Anti-perang Rusia Bantah Tuduhan Mendiskreditkan Tentara Marina Ovsyannikova, karyawan Channel One yang melakukan protes ati perang dalam siaran langsung televisi pada Maret 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Seorang mantan jurnalis TV pemerintah yang dituduh mendiskreditkan angkatan bersenjata Rusia dengan memprotes tindakan Moskow di Ukraina mengatakan kepada pengadilan pada hari Kamis bahwa tuduhan terhadapnya tidak masuk akal.

Marina Ovsyannikova dengan menantang mengulangi protesnya dan mengatakan dia tidak akan menarik kembali kata-katanya.

"Apa yang terjadi di sini tidak masuk akal," kata Ovsyannikova kepada pengadilan. "Perang adalah horor, darah, dan rasa malu."

Ovsyannikova mendapat perhatian internasional pada bulan Maret setelah menerobos masuk ke sebuah studio TV pemerintah Rusia, majikannya saat itu, untuk mengecam perang Ukraina selama buletin berita langsung. Pada saat itu dia didenda karena melanggar undang-undang protes.

Dia sekarang sedang diadili atas posting media sosial berikutnya di mana dia menulis bahwa mereka yang bertanggung jawab atas tindakan Rusia di Ukraina akan menemukan diri mereka di dermaga sebelum pengadilan internasional.

Dia menghadapi hukuman 15 tahun penjara karena mendiskreditkan angkatan bersenjata di bawah undang-undang yang disahkan pada Maret, segera setelah Presiden Vladimir Putin meluncurkan apa yang dia sebut "operasi militer khusus" melawan Ukraina.

Berbicara di pengadilan, Ovsyannikova mengatakan dia tidak mengerti mengapa dia ada di sana dan untuk apa dia diadili.

"Tuduhan Anda seperti menuduh saya menyebarkan cacar monyet," katanya. "Tujuan dari persidangan ini adalah untuk mengintimidasi semua orang yang menentang perang di Federasi Rusia."

Dia menggambarkan Rusia sebagai negara agresor, dengan mengatakan: "Awal perang ini adalah kejahatan terbesar pemerintah kita."

Seorang pengacara untuk Ovsyannikova mengatakan dia memiliki hak untuk berbicara berdasarkan Pasal 29 konstitusi Rusia yang melindungi hak atas kebebasan berekspresi.

FOLLOW US