• Oase

Kedahsyatan Fitnah dari Arah Timur

Rizki Ramadhani | Senin, 25/07/2022 07:31 WIB
Kedahsyatan Fitnah dari Arah Timur Ilustrasi mengalami fitnah (foto:viva)

JAKARTA - Banyak fitnah yang menimpa kaum muslimin berasal dari arah timur, yaitu dari arah keluarnya tanduk syaitan, sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Dijelaskan dalam hadits Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, bahwasanya ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, sedangkan beliau menghadap ke arah timur, “Ketahuilah sesungguhnya fitnah itu dari sana, ketahuilah sesungguhnya fitnah itu dari sana, dari arah munculnya tanduk syaitan (dari arah timur-ed.).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Juga dalam riwayat Muslim, bahwasanya beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Pangkal kekufuran dari sana, dari arah keluarnya tanduk syaitan,” yakni dari arah timur. (Shahih Muslim).

Ibnu Hajar Rahimahullah dalam Fathul Baari (XIII/47) menerangkan bahwa fitnah yang pertama kali muncul sumbernya dari arah timur. Fitnah itu sebagai sebab terjadinya perpecahan diantara kaum muslimin, dan itulah diantara hal yang menyenangkan syaitan dan menjadikannya bergembira, demikian pula bid’ah-bid’ah timbul dari arah itu.

Dari Iraklah munculnya kelompok Khawarij, Syi’ah, Rafidhah, Bathiniyyah, Qadariyyah, Jahmiyyah, dan Mu’tazilah. Demikian pula kebanyakan ajaran-ajaran kufur berkembang dari timur; dari arah Persia, yaitu Majusi (penyembah api) seperti Zurdusytiyyah, Manawiyyah, Qadiyaniyyah dan Bahaiyyah, juga madzhab-madzhab lain yang menghancurkan.

Demikian pula, munculnya kaum Tatar pada abad ke 17 hijriyah dari arah timur, yang menyebabkan terjadinya banyak penghancuran, pembunuhan dan kejelekan yang sangat besar, sebagaimana dicantumkan dalam buku-buku sejarah.

Sampai saat ini senantiasa timur menjadi sumber fitnah, kejelekan, bid’ah, khurafat, dan atheisme. Faham komunis yang tidak mengakui adanya tuhan berpusat di arah timur, demikian juga datangnya Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj dari arah timur.

Beberapa peperangan yang melibatkan para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam juga merupakan fitnah, seperti perang Jamal setelah kematiannya Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu yang terjadi antara Ali Radhiyallahu Anhu di satu pihak dengan `Aisyah, Thalhah, dan Zubair Radhiyallahu Anhum di pihak lain.

Begitu juga dengan peristiwa Siffin antara Ali bin Abi Thalib dengan Mu‘awiyah, peristiwa Karbala antara Yazid bin Mua‘wiyah dengan Husein bin Ali, juga munculnya kaum Khawarij, dalam sejarah Islam disebut sebagai fitnah, bahkan termasuk al-fitnah al-kubra (fitnah besar) yang menjadi sebab perpecahan di kalangan muslimin, juga menjadi sebab munculnya kejelekan yang sangat besar, merupakan tanda-tanda kiamat yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Seperti yang telah diisyaratkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam sabdanya, “Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga dua kelompok besar berperang, diantara keduanya terjadi peperangan yang sangat besar, padahal seruan (dakwah) mereka itu sama.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Mari kita renungkan dampak dari fitnah hingga terjadinya peristiwa Shiffin pada bulan Dzul Hijjah tahun ke-36 hijriyah antara kelompok Ali bin Abi Thalib dengan kelompok Mu‘awiyah itu yang terjadi pada suatu tempat yang terkenal, yaitu Shiffin, suatu tempat di tepi sungai Efrat dari arah barat daya, dekat dengan ar-Riqqah, akhir perbatasan Irak dan awal negeri Syam. Berdasarkan dari Kitab Fathul Baari (XIII/86) dan Mu’jamul Buldaan (XIII/414-415), diperoleh keterangan bahwa pada peperangan tersebut gugur sebanyak 70.000 orang dari kedua pasukan.”

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta`ala melindungi kaum muslim dari perpecahan dan berbagai fitnah yang nampak dan tersembunyi. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US