JAKARTA - Ribuan orang berjalan kaki dari Meksiko selatan Jumat pagi tanpa terpengaruh bahaya yang banyak dihadapi para migran. Upaya para migran untuk mencapai Amerika Serikat, bahkan setelah kematian sedikitnya 53 migran di dalam truk di Texas minggu ini yang mendapat banyak sorotan, tak menyurutkan mereka.
Kelompok itu, sebagian besar pria muda dari Amerika Tengah, Venezuela, dan Kuba, termasuk keluarga yang berjalan dengan anak-anak dan bayi di kereta bayi. "Saya melarikan diri dari Kuba bersama istri dan putri saya karena kediktatoran Castro-Canel yang mencekik, kriminal, pembunuh," kata migran Samuel Ventura.
Karavan migran dimulai di kota Tapachula, dekat perbatasan Meksiko-Guatemala, menyusul dua lainnya yang diorganisir awal bulan ini dengan kontingen besar Venezuela. Kedua karavan dibubarkan di kota-kota terdekat.
Ditanya tentang kematian migran pada Senin lalu di sebuah traktor-trailer yang terlalu panas di Texas, orang-orang di karavan menyatakan simpati. Beberapa dari mereka juga mengatakan mereka berjalan untuk menghindari bahaya menggunakan moda transportasi lain.
"Kami benar-benar berduka," kata Moises Velez, seorang migran dari Venezuela. "Itu menyakitkan kita semua."