• News

Polisi Delhi Tangkap Jurnalis Muslim karena Posting Twitter

Yati Maulana | Selasa, 28/06/2022 20:05 WIB
Polisi Delhi Tangkap Jurnalis Muslim karena Posting Twitter Jurnalis muslim India, Mohammed Zubair. Foto: ArabNews

JAKARTA - Polisi India pada hari Senin menangkap salah satu pendiri situs web pengecekan fakta teratas yang telah menjadi kritikus vokal terhadap pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi, kata rekannya.

Mohammed Zubair ditangkap di Delhi setelah dipanggil untuk diinterogasi dalam kasus sebelumnya, kata Pratik Sinha, yang menjalankan situs web Alt-News bersama Zubair.
Sinha mengatakan dalam sebuah posting di Twitter bahwa rekannya ditangkap secara ilegal dan tanpa peringatan dan ditahan oleh polisi di Delhi.

Zubair telah menjadi salah satu kritikus paling sengit terhadap Partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata yang berkuasa di Modi dan telah sering menyerukan ujaran kebencian oleh kelompok-kelompok pinggiran Hindu di Internet.

Dia telah menghadapi beberapa kasus hukum selama bertahun-tahun yang oleh para pendukungnya dianggap sebagai upaya bermotivasi politik untuk membungkam seorang kritikus.

Beberapa laporan media lokal mengaitkan penangkapan Zubair pada hari Senin dengan kontroversi baru-baru ini atas komentar yang menghasut tentang Nabi Muhammad yang dibuat oleh juru bicara BJP, yang memicu protes global yang meluas dan kemarahan dari dunia Islam.

Banyak nasionalis Hindu dalam beberapa minggu terakhir telah menarik perhatian pada komentar masa lalu di media sosial yang dibuat oleh Zubair dan kritikus Modi lainnya dan menuntut agar dia dituntut karena menyakiti perasaan keagamaan mereka.

Namun sebagian besar kritikus pemerintah melihat penangkapan Zubair sebagai bagian dari tindakan keras terhadap kebebasan berbicara dan aktivis hak yang telah dilihat India sejak Modi naik ke tampuk kekuasaan pada Mei 2014.

Pada hari Sabtu, polisi menahan aktivis Teesta Setalvad yang berasal dari negara bagian Gujarat di bagian barat Modi. Setalvad telah berkampanye agar Modi dinyatakan terlibat dalam kerusuhan sektarian yang mematikan 20 tahun lalu.

Protes diadakan di beberapa kota di India pada hari Senin dengan aktivis hak asasi dan organisasi kebebasan berbicara menuntut pembebasan Setalvad dan menggambarkan penahanannya sebagai "politik balas dendam."

FOLLOW US