Presiden Indonesia Joko Widodo (ke-4 dari kiri), Chairman Hyundai Motor Group Euisun Chung (ke-6 dari L) dan pejabat lainnya berfoto bersama saat upacara peresmian pabrik Hyundai di Bekasi, Indonesia, pada 16 Maret 2022, di foto disediakan oleh Hyundai Motor Group. Foto: The Korea Herald
JAKARTA - Perusahaan Transportasi “Hyundai Motor Co” mengatakan pada hari Rabu (16/3) bahwa pihaknya akan memproduksi model kendaraan listrik IONIQ 5 di pabrik manufaktur pertamanya di Asia Tenggara.
Pabrikan asal Korea tersebut telah menyelesaikan sekitar 150.000 unit per tahun di kompleks industri Deltamas, Cikarang pada bulan Desember tahun lalu.
Pabrik di Indonesia telah memproduksi SUV kompak Creta, model strategis untuk kawasan ini, dan diharapkan akan menghasilkan SUV Santa Fe di paruh pertama dan kendaraan serbaguna kecil di paruh kedua.
Sebagian besar kendaraan yang akan diproduksi di pabrik tersebut akan dijual di Indonesia dan diekspor ke pasar Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, kata Hyundai dalam sebuah pernyataan.
Hyundai berencana akan menginvestasikan 1,92 triliun won ($ 1,55 miliar) di pabrik dan meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 250.000 unit, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
“Saya berharap IONIQ 5 dari Hyundai ini menjadi tonggak penting dalam perkembangan ekosistem kendaraan listrik Indonesia, dan semakin mempercepat ekosistem mobil listrik yang lebih maju,” kata Presiden RI Joko Widodo dalam acara peresmian pabrik di Cikarang.
Ketua Hyundai Motor Group Euisun Chung mengatakan Indonesia adalah pusat utama untuk strategi mobilitas masa depan Hyundai dan pabrik tersebut akan memainkan peran penting dalam industri otomotif lokal, khususnya di bidang EV.
“Selain itu, Hyundai akan terus berkontribusi dalam pembentukan ekosistem EV di Indonesia melalui sinergi dengan pabrik baterai yang sedang kami kembangkan,” kata Chung dilansir dari The Korea Herald.
Hyundai mengatakan juga bekerja sama dengan LG Energy Solution Ltd., produsen aki mobil terkemuka Korea Selatan, untuk membangun pabrik sel baterai di Karawang, Indonesia, dengan target mulai berproduksi pada 2024.
Ia memiliki tujuh pabrik domestik lima di Ulsan, satu di Asan dan satu di Jeonju, dan 11 pabrik di luar negeri empat di China dan masing-masing satu di Amerika Serikat, Republik Ceko, Turki, Rusia, India, Brasil, dan Indonesia.
