• News

Juru Bicara Oposisi Rusia Serukan Wanita Memprotes Invasi ke Ukraina

Yati Maulana | Selasa, 08/03/2022 10:15 WIB
Juru Bicara Oposisi Rusia Serukan Wanita Memprotes Invasi ke Ukraina Kira Yarmysh, juru bicara tokoh oposisi Rusia yang dipenjara, Alexei Navalny. Foto: Reuters

JAKARTA - Kira Yarmysh, juru bicara tokoh oposisi Rusia yang dipenjara, Alexei Navalny, mendesak perempuan di seluruh negeri untuk menggunakan Hari Perempuan Internasional Selasa, 8 Maret 2022 untuk menuntut diakhirinya perang Rusia di Ukraina.

"Saya menyerukan semua wanita untuk turun ke jalan pada pukul 2 siang besok dan menuntut diakhirinya perang," cuitnya. "Bukan karena perempuan memiliki peran khusus dalam membawa perdamaian. Tapi karena kita tahu betul berapa harga yang harus kita bayar untuk perang ini. Dan kita harus menghentikannya."

Navalny sendiri pekan lalu mendesak Rusia, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan atas namanya, untuk melakukan protes terhadap invasi pada pukul 7 malam pada hari kerja, dan jam 2 siang pada akhir pekan dan hari libur, seperti Hari Perempuan.

Dia mengatakan protes di seluruh Rusia dan luar negeri akan menandakan bahwa tidak semua orang Rusia mendukung perang, dan akan menunjukkan solidaritas dengan ribuan orang yang ditahan dalam protes anti-perang sejak invasi dimulai pada 24 Februari.

Kelompok pemantau OVD-Info mengatakan lebih dari 5.000 orang telah ditangkap pada protes anti-perang pada hari Minggu saja di puluhan kota di seluruh Rusia. Video yang diposting di media sosial oleh aktivis oposisi dan blogger menunjukkan ribuan demonstran meneriakkan "Tidak untuk perang!" dan "Malu pada Anda!".

Puluhan pengunjuk rasa di kota Ural, Yekaterinburg, terlihat ditahan, salah satunya dipukuli saat dia tergeletak di tanah oleh polisi dengan perlengkapan anti huru hara.

Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi rekaman dan foto-foto di media sosial. Kementerian dalam negeri Rusia mengatakan pada hari Minggu bahwa polisi telah menahan sekitar 3.500 orang dalam protes tidak sah, termasuk 1.700 di Moskow, 750 di St Petersburg, dan 1.061 di kota-kota lain.

Protes terakhir Rusia dengan jumlah penangkapan yang sama terjadi pada Januari 2021, ketika ribuan orang menuntut pembebasan Navalny setelah dia ditangkap saat kembali dari Jerman, tempat dia pulih dari serangan di dalam Rusia dengan racun saraf era Soviet.

Yarmysh, dalam sebuah video yang menyertai tweetnya, mengatakan: "Saya yakin bahwa di Rusia tidak ada seorang wanita pun yang akan menyambut perang yang tidak jujur dan tidak berarti ini jika dia tahu bahwa salah satu orang yang dicintainya bisa mati di dalamnya - di sisi lain."

FOLLOW US