JAKARTA - Layanan penyelamatan laut Spanyol pada Rabu lalu menjemput lebih dari 300 migran yang mencoba mencapai Kepulauan Canary dengan perahu reyot, dengan sembilan di antaranya berpegangan pada sampan yang setengah tenggelam. Layanan penyelamatan mengatakan tidak mengetahui adanya kasus tenggelam seperti yang dilaporkan oleh kelompok hak asasi manusia.

Helena Maleno, pendiri kelompok pemantau migrasi Walking Borders, mengatakan 18 orang tewas saat mencoba menyeberang ke pulau Lanzarote dari Afrika. Reuters tidak dapat mengkonfirmasi angka itu secara independen.

Layanan penyelamatan mengatakan di akun Twitter-nya 319 migran diselamatkan dari enam kapal, termasuk satu yang membawa 120 orang, dan dibawa ke Lanzarote dan Gran Canaria.

Rekaman Reuters menunjukkan lusinan orang terbungkus selimut merah tiba sebelum fajar di pelabuhan Arguineguin dengan kapal penyelamat dan dibantu turun ke dermaga oleh pekerja darurat bermasker dengan pakaian pelindung.

Sepuluh orang, termasuk seorang wanita hamil dan seorang bayi, dikirim ke pusat kesehatan, tetapi tidak satu pun dari mereka dalam bahaya.

Pulau-pulau di lepas pantai Afrika Barat telah menjadi tujuan utama para migran yang mencoba mencapai Spanyol, dengan porsi yang jauh lebih kecil yang mencoba menyeberangi Laut Mediterania ke daratan Spanyol.

Sebanyak 22.316 migran tiba di Canary secara ilegal pada tahun 2021, dibandingkan dengan 23.271 tahun sebelumnya. Tahun lalu adalah salah satu penyeberangan tersibuk dalam dekade terakhir, menurut data kementerian dalam negeri.

Walking Borders mengatakan lebih dari 4.400 migran, termasuk setidaknya 205 anak-anak, hilang di laut saat mencoba mencapai Spanyol pada 2021, lebih dari dua kali lipat angka dari 2020 dan terbesar sejak kelompok itu mulai menghitung pada 2018.