• Info MPR

Kreativitas dan Berbeda Kunci Usaha Ekonomi Kreatif

Akhyar Zein | Rabu, 15/12/2021 08:36 WIB
Kreativitas dan Berbeda Kunci Usaha Ekonomi Kreatif Bamsoet saat memberikan kuliah umum Ekonomi Kreatif di Era Digital, di Komplek MPR RI, Jakarta, Rabu (15/12/21).(foto: Humas MPR)

JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang juga Dosen Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP) Universitas Terbuka bersama selebritis Irfan Hakim mengisi kuliah umum Ekonomi Kreatif di Era Digital, diselenggarakan MPR RI bekerjasama dengan Universitas Terbuka.

Menurut laporan OPUS Ekonomi Kreatif 2020, kontribusi subsektor Ekonomi Kreatif pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional telah mencapai Rp 1.211 triliun

Menempatkan Indonesia pada posisi ketiga terbesar di dunia sebagai negara dengan kontribusi sektor ekonomi kreatif terbesar terhadap PDB. Sedangkan dua posisi teratas ditempati Amerika Serikat dan Korea Selatan.

"Menjalankan usaha ekonomi kreatif tidak perlu memerlukan modal yang besar. Kuncinya pada kreativitas. Bahkan dengan menggunakan handphone dalam membuat konten sederhana tentang kehidupan, kemudian di upload ke Youtube, akhirnya bisa mendatangkan penghasilan,"jelasnya.

"Selebritis seperti Irfan Hakim saja mau terjun ke dunia digital, membuat berbagai konten tentang kehidupannya. Dari mulai menceritakan dunia satwa, aktivitas keseharian, hingga dunia anak-anak. Disaat terkena Covid-19 dan harus isolasi mandiri saja, bisa dijadikan konten yang akhirnya mendatangkan keuntungan finansial," ujar Bamsoet saat memberikan kuliah umum Ekonomi Kreatif di Era Digital, di Komplek MPR RI, Jakarta, Rabu (15/12/21).

Menyadari kekuatan ekonomi digital, Irfan Hakim tidak hanya memiliki satu channel Youtube. Melainkan memiliki beberapa channel, antara lain deHakims (8,12 juta subscriber); deHakims Story (936 ribu subscriber); deHakims Junior (481 ribu subscriber); dan deHakims Aviary (895 ribu subscriber). Irfan Hakim juga memiliki instagram dengan 8,11 juta follower. Total pendapatannya sebagai konten kreator per bulan, menurut analisis Social Blade, bisa mencapai hingga Rp 5 miliar.

"Selebritis lain juga tidak kalah hebat. Raffi Ahmad yang memiliki 57,7 juta follower instagram dan 22,5 juta subscriber Youtube, diprediksi pendapatan per bulannya mencapai Rp 10 miliar. Deddy Corbuzier dengan 10,4 juta follower Instagram dan 16,7 juta subscriber Youtube, pendapatan per bulannya diprediksi mencapai Rp 6,8 miliar. Sedangkan Atta Halilintar dengan 21,3 juta follower instagram dan 28,3 juta subscriber Youtube, pendapatan per bulannya diprediksi mencapai Rp 4,2 miliar," jelas Bamsoet.

Tidak hanya selebritis, masyarakat biasa juga sudah mulai menikmati penghasilan yang besar dari dunia digital. Bahkan di Bondowoso, sudah ada Kampung Youtuber, karena pemudanya banyak yang menjadi Youtuber dengan membuat beraneka ragam konten. Penghasilan per bulannya pun sangat besar, bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan.

"Ada juga pemuda asal Banyumas, Siswanto, dengan kanal Youtube Siboen Channel, mampu meraih ratusan juta rupiah dari berbagai konten Youtube yang ia buat hanya dengan menggunakan handphone biasa. Diluar sana masih banyak contoh konten kreator lainnya yang sukses memanfaatkan dunia digital. Tak hanya dari Youtube, melainkan juga dari Instagram, Tiktok, Facebook, hingga berbagai platform e-Commerce. Jika diamati, kunci sukses mereka adalah memiliki kreatifitas dan bisa membangun perbedaan dengan yang lainnya," pungkas Bamsoet.

FOLLOW US