• News

Menko PMK Tegaskan Penanganan Stunting Harus Dikeroyok

Asrul | Selasa, 14/12/2021 12:50 WIB
Menko PMK Tegaskan Penanganan Stunting Harus Dikeroyok Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menyampaikan keynote speech pada acara Forum Nasional Stunting 2021, Selasa 14 Desember 2021

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menegaskan, penanganan kasus stunting harus dikeroyok bersama-sama.

Begitu kata Muhadjir saat menyampaikan keynote speechnya pada acara Forum Nasional Stunting 2021, yang digelar Tanoto Foundation bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), Selasa (14/12).

"Tidak bisa hanya melibatkan kementerian dan lembaga, termasuk tidak cukup ditangani provinsi dan kabupaten/kota. Namun harus melibatkan kekuatan rakyat semesta dalam perang melawan stunting," kata Muhadjir.

Muhadjir menekankan, ada lima elemen yang harus bahu membahu atau yang dikenal dengan penta helix dalam perang melawan stunting. Penta helix sendiri sudah terbukti manjur dalam penanganan COVID-19 di Tanah Air.

Konsep penta helix mengandung pengertian yang hampir sama dengan konvergensi. Konsep pembangunan penta helix adalah pelibatan lima elemen yakni unsur pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media dalam pembanguan nasional.

Muhadjir mengatakan, masalah stunting yang merupakan prioritas nasional juga memerlukan keterlibatan elemen-elemen tersebut dalam upaya penurunan prevalensi nasional.

"Saya berterima kasih kepada Tanoto Foundation, salah satu exemplar betapa pentingnya sektor swasta ikut andil dalam penanganan stunting dan COVID-19," ujar Muhadjir.

Muhadjir mengatakan, elemen perguruan tinggi sangat penting dalam perang melawan stunting. "Di sanalah gudangnya ilmuwan, dan ahli-ahli terutama pendektan akademis harus digunakan menopang penanganan stunting ini," kata Muhadjir.

Elemen madani, lanjut Muhadjir juga sangat penting karena merekalah yang menunjukkan darma baktinya di setiap masa-masa krisis. "Merekalah kelompok volunteer, filantropi, mereka memiliki empati tehadap stunting, dan semangat altruis," ujar dia.

"Elemen media massa juga penting dalam mendukung dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat terkait pentingnya perang melawan stunting," sambung dia.

Sementara itu, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo mengatakan, BKKBN berkomitmen untuk mencapai target 14 persen angka stunting di tahun 2024, yang saat ini berada di angka 27,7 persen.

Hasto mengatakan, BKKBN sudah membuat terobosan atau inovasi untuk penurunan stunting yaitu dengan membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK). "Jadi stunting itu dimulai dari keluarga, pendekatan melalui keluarga dimana tim pendamping keluarga itu ada 3 unsur yaitu dari Kesehatan atau Bidan, Tim Penggerak PKK dan Kader-kader yang ada di daerah," kata Hasto.

"Bagi calon-calon pengantin 3 bulan sebelum melakukan pernikahan agar mendaftarkan diri di KUA dan kita bekerja sama dengan Kementrian Agama, agar melihat data-data dari calon pengantin tersebut apakah memang sudah sehat dan memenuhi syarat kesehatannya, apakah tidak ada yang namanya kurang darah dan sebagainya," sambungnya.

"Bagi calon pengantin yang ingin melaksanakan pernikahan kalau memang belum sehat, tetap melaksanakan akad nikah tetapi jika dideteksi ternyata kurang sehat, maka diharapkan ditunda dulu kehamilannya. Harapannya begitu hamil dan melahirkan diharapkan anaknya sehat," tambahnya.

Menurut Hasto, banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa dirinya hamil sehingga ketika datang ke dokter ternyata sudah hamil 3 bulan. Padahal masa kritis adalah saat janin usia sebelum 56 hari atau sekitar 8 minggu, karena pada masa inilah sukses tidaknya organ janin tumbuh sehingga bakat bibir sumbing, cacat atau stunting bisa mulai terlihat pada masa ini.

"Laki-laki juga jangan sampai tidak mengambil peran, dengan membiasakan hidup sehat 75 hari sebelum konsepsi (pertemuan sel telur dan sperma) dengan mengurangi atau berhenti merokok. Karena sperma berkualitas yang dibutuhkan untuk membuahi sel telur sudah terbentuk pada rentang waktu tersebut," tegasnya.

Selain itu, Hasto juga menyampaikan, BKKBN telah meluncurkan program Mahasiswa Peduli Stunting atau disebut Mahasiswa Penting. Program ini merupakan bentuk pendampingan kepada keluarga berisiko stunting.

"Kualitas SDM ditentukan dari 1000 hari pertama sejak kehamilan, meskipun tinggal ditempat tidak layak, tidak boleh ada stunting. Program Mahasiswa Penting akan digaungkan hingga ke seluruh perguruan tinggi, jangkauannya pun akan secara luas menyentuh masyarakat hingga pelosok tanah air," kata Hasto.

FOLLOW US