Katakini.com - Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan, kota terbesar di Selandia Baru, Auckland, akan tetap dilockdown selama dua minggu lagi dalam pertempuran melawan varian Delta.

Saat ini, Selandia Baru memerangi wabah Delta yang telah menyebar ke seluruh Auckland dan wilayah tetangga meskipun ada penguncian dan penutupan perbatasan yang ketat.

Ardern mengatakan tidak akan ada perubahan pada pembatasan sosial, yang terberat dalam pengelompokan OECD dari 34 ekonomi terkemuka, yang telah berjalan selama 62 hari di Auckland.

"Setiap pelonggaran pembatasan sementara ... tidak akan berhasil menuju rencana kami untuk meminimalkan kasus sementara kami meningkatkan vaksinasi," kata Ardern pada konferensi pers, dikutip dari Reuters, Senin (18/10).

"Tetapi hal terbesar yang akan membuat perbedaan saat ini, di samping vaksin, adalah semua orang terus mematuhi pembatasan," sambungnya.

Lockdown di kota berpenduduk 1,7 juta itu dimulai pada pertengahan Agustus, dalam upaya menghentikan wabah.

Beberapa pembatasan dilonggarkan untuk membiarkan orang meninggalkan rumah dan bertemu orang-orang terkasih di luar ruangan dalam kelompok terbatas hingga 10 orang, serta mengizinkan kunjungan ke pantai dan taman. Namun, sekolah, bisnis, dan kantor tetap tutup, dan pertemuan di dalam ruangan tidak diperbolehkan.

Penghitungan infeksi Selandia Baru dalam wabah saat ini naik menjadi 2.005 dengan 60 kasus komunitas baru Senin, terdiri dari 57 di Auckland dan tiga di wilayah Waikato.

Negara Pasifik itu termasuk di antara segelintir negara yang mencapai nol kasus COVID-19 tahun lalu, sebagian besar tetap bebas virus sampai wabah Delta pada Agustus menggagalkan upaya untuk memberantas penularan.

Di tengah meningkatnya tekanan politik untuk membuka kembali negara dan ekonominya, Ardern beralih dari strategi eliminasinya yang sulit ke model pembelajaran untuk hidup dengan virus, seperti halnya negara-negara lain di dunia.