• News

Gelombang 11 Pelatihan Petani dan Penyuluh Sukses Digelar

Asrul | Jum'at, 13/08/2021 08:17 WIB
Gelombang 11 Pelatihan Petani dan Penyuluh Sukses Digelar Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi di sela launching Eduwisata Green House di Polbangtan Bogor, Senin 14 Desember 2020. (Foto: Supianto/Jurnas.com)

Yogyakarta, katakini.com - Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa), Kementerian Pertanian (Kementan) sukses menggelar Pelatihan Petani dan Penyuluh Gelombang 11.

Pelatihan Petani dan Penyuluh dilakukan bertahap mulai 7 hingga 14 Agustus 2021 dengan 18 gelombang pelatihan yang difasilitasi oleh UPT lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) yang tersebar di seluruh Indonesia.

Mengangkat tema Kebijakan Pemupukan dan Pendampingan Kredit Usaha Rakyat (KUR), kegiatan yang diselenggarakan secara virtual tersebut berhasil menarik minat 184.528 petani dan penyuluh yang tersebar di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, yang hadir sebagai pemateri mengatakan, penguatan sektor pertanian melalui program peningkatan produktivitas pertanian terus dilakukan Kementan, di antaranya dengan memaksimalkan petani sebagai pelaku utama untuk mampu mengelola usaha pertaniannya dengan efisien.

"Meningkatkan daya saing produk adalah tugas kita bersama. Kuncinya yaitu genjot produktivitas, menekan HPP, dan efisiensi. Efisiensi dalam segala aspek baik biaya, waktu, dan pemanfaatan sumberdaya seperti penggunaan pupuk," terang Dedi pada Kamis (12/8).

Lebih lanjut Dedi menambahkan bahwa untuk mencapai efisiensi yang tinggi pengembangan dan penerapan inovasi teknologi merupakan mutlak dilakukan.

"Pertanian itu maju, mandiri, dan modern. Maju ditandai dengan meningkatnya produktifitas dan kualitas produk, mandiri artinya tidak tergantung dengan bantuan, subsidi atau uluran tangan orang lain, dan modern berarti pemanfaatan varietas berkualitas, pemanfaatan alsintan, dan penerapan teknologi seperti internet optik, robotic sebagai pengungkit produktivitas dan upaya menciptakan pertanian yang rendah input guna mencapai efisiensi yang tinggi," ujar Dedi.

Dedi mencontohkan praktek efisiensi salah satunya melalui penggunaan pupuk yang harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi kesuburan tanah.

"Petani tidak boleh boros pupuk, tidak benar bahwa penggunaan pupuk banyak-banyak dapat menjadikan hasil panen lebih tinggi. Penggunaan pupuk yang berlebihan akan berakibat tanaman mudah roboh, mudah terserang hama penyakit, mencemari lingkungan, dan tidak efisien," ujarnya.

Sementara Direktur Polbangtan YoMa, Bambang Sudarmanto, mengatakan hingga 4 agustus 2021, Jawa Tengah menjadi daerah dengan jumlah peserta terbanyak yaitu 169.528 orang yang mana 5.040 di antaranya adalah penyuluh wilayah Jawa Tengah.

"Sedangkan untuk wilayah DIY sekitar 15.000 petani dan penyuluh yang ikut serta," terang Bambang.

Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) BPPSDMP menyediakan dua kanal Zoom Meeting dan Streaming melalui Youtube agar seluruh peserta dapat mengakses kegiatan pelatihan. Tercatat sebanyak 2000 akun terpantau mengikuti pelatihan melalui kanal zoom dan lebih dari 500 akun yang memantau melalui siaran langsung di kanal Youtube Puslatan dan BPPSDMP.

Bambang menambahkan bahwa peserta pelatihan yang tersebar di berbagai wilayah tersebut mengikuti pelatihan virtual secara individu maupun berkumpul di titik-titik BPP Kostratani setempat.

"Sebanyak 543 BPP dan 30 P4S wilayah Jateng serta 56 BPP dan 20 P4S wilayah DIY menjadi titik kumpul petani dan penyuluh untuk mengikuti pelatihan ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat," urai Bambang.

Hadir pada acara ini, Gede Edy Prasetya selaku Asisten Deputi PMLK Kemenko Ekonomi, Keuangan, dan Industri dan Tim Divisi Mikro Kredit Bank Mandiri serta Dosen dari Polbangtan YoMa yang membawakan materi tentang KUR.

 

 

FOLLOW US