Jakarta, katakini.com - Iran melaporkan bahwa varian Delta yang sangat menular dari virus corona, pertama kali ditemukan di India, terdeteksi pada lebih dari 10 orang pada Selasa (29/06) kemarin.
“Sayangnya, lebih dari 10 kasus varian Delta terdeteksi di Mashhad kemarin malam,” ujar Mehdi Kelyan, wakil rektor Universitas Ilmu Kedokteran Mashhad, dilansir Middleeast, Rabu (30/06).
Dia mengatakan tes dikirim ke Teheran untuk diperiksa. "Kami yakin kasus yang dimaksud adalah varian Delta, tetapi konfirmasi akhir harus dilakukan oleh Teheran," kata Kelyan.
Ada kekhawatiran bahwa varian Delta, yang digambarkan sangat mengkhawatirkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, akan segera menjadi tipe dominan secara global karena tingkat penularannya yang tinggi.
Varian Delta Plus terbentuk karena mutasi strain Delta, atau varian B.1.617.2, yang pertama kali ditemukan di India dan diyakini menjadi penyebab gelombang kedua mematikan di negara itu.
Pejabat kesehatan di India telah memperingatkan bahwa itu dapat memicu gelombang ketiga virus.