• Bisnis

Meski Melambat, Utang Luar Negeri Masih Rp5.808 Triliun

Budi Wiryawan | Senin, 15/02/2021 16:05 WIB
Meski Melambat, Utang Luar Negeri Masih Rp5.808 Triliun Bank Indonesia.

Katakini.com - Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia telah menyentuh angka US$ 417,5 miliar yang setara Rp5.808 Triliun pada akhir triwulan IV 2020.

Catatan Bank Indonesia (BI), ULN Indonesia, pada akhir triwulan IV 2020 tumbuh sebesar 3,5% (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 3,9% (yoy). Perlambatan ULN tersebut terutama disebabkan perlambatan pertumbuhan ULN swasta.

BI merinci utang tersebut berasal dari beberapa sumber. Pertama, dari utang luar negeri sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar 209,2 miliar dolar AS dan kedua ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar 208,3 miliar dolar AS.

BI menyatakan dari sisi ULN pemerintah tumbuh meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV 2020, ULN Pemerintah tercatat sebesar 206,4 miliar dolar AS atau tumbuh 3,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan III 2020 sebesar 1,6% (yoy).

“Perkembangan ini didukung oleh terjaganya kepercayaan investor sehingga mendorong masuknya aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN)”tutur Direktur Eksekutif Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Senin (15/2/2021).

Di samping itu, penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

ULN Pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas, yang diantaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,9% dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,7%), sektor jasa pendidikan (16,7%), dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,9%), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,1%).

Hal berbeda terjadi pada ULN sektor swasta, yang tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ULN swasta pada akhir triwulan IV 2020 tercatat 3,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 6,2% (yoy).

Perkembangan ini didorong oleh melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) serta kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan (LK) yang lebih dalam.

“Pada akhir triwulan IV 2020, ULN PBLK tumbuh sebesar 6,4% (yoy), melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 8,4% (yoy). Selain itu, kontraksi ULN LK tercatat sebesar 4,7% (yoy), lebih besar dari kontraksi pada triwulan sebelumnya yang tercatat 0,9% (yoy)”tuturnya.

Sementara itu, jika berdasarkan sektornya, ULN terbesar dengan pangsa mencapai 77,1% dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor industri pengolahan, dan sektor pertambangan dan penggalian.

Dengan demikian, BI menilai struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Struktur ULN yang sehat tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan IV 2020 yang tetap terjaga di kisaran 39,4%, meskipun meningkat dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 38,1%.

Struktur ULN Indonesia yang tetap sehat juga tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,1% dari total ULN.

FOLLOW US