• Gaya Hidup

Solusi Kulit Kering saat Menjalani Kemoterapi

Asrul | Minggu, 13/12/2020 21:10 WIB
Solusi Kulit Kering saat Menjalani Kemoterapi Kepala SMF Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, dr. Danang Tri Wahyudi, SpKK, FINSDV, FAADV

Jakarta, katakini.com - Kepala SMF Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, dr. Danang Tri Wahyudi, SpKK, FINSDV, FAADV mengatakan, proses kemoterapi yang dijalani oleh pasien kanker dapat mengurangi produksi minyak di kulit.

Kondisi itu dapat menurunkan kadar faktor pelembap alami kulit yang tugasnya menjaga kelembapan alami kulit dari dalam. Sebagai akibatnya, kulit menjadi lebih kering.

"Karena kering, tentunya fungsi kulit sebagai pertahanan tubuh juga menjadi terganggu, dan bisa menimbulkan rasa gatal," terang dr. Danang dalam kegiatan webinar Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) bertajuk `Tetap Cantik Selama Pengobatan Kemoterapi dan Radiasi: Tips Perawatan Kulit dan Mencegah Efek Samping` pada Jumat (11/12) lalu.

Beberapa obat kemoterapi, lanjut dr. Danang, seperti Capecitabine (Xeloda®), Fluorouracil (5-FU), Liposomal Doxorubicin (Doxil®), Doxorubicin (Adriamycin®), Cytarabine (Ara-c®), Sunitinib (Sutent®) dan Sorafenib (Nexavar®) dapat menyebabkan reaksi di kulit, berupa sindrom tangan dan kaki (Hand and Foot Syndrome/HFS).

"Penggunaan pelembab dalam bentu krim atau lotion yang pekat dapat membantu. Untuk HFS bisa dipakai pelembab untuk kulit yang sangat kering atau pecah-pecah," ujar dr. Danang.

Lebih lanjut, dr. Danang menyarankan agar pelembab digunakan tebal pada malam hari, dan dibungkus dengan kaos kaki. Pasien kemoterapi juga harus menghindari mandi dengan waktu yang lama, atau penggunaan air panas.

"Gunakan sabun dengan pelembab, fragrance free dengan PH tidak basa," kata dr. Danang.

"Gunakan pelembab segera setelah mandi untuk menjaga kulit tetap terhidrasi dengan baik," tutup dr. Danang.

FOLLOW US