• News

Era Digital, Guru Madrasah Dituntut Perkuat Pendidikan Karakter

Asrul | Senin, 09/11/2020 05:17 WIB
Era Digital, Guru Madrasah Dituntut Perkuat Pendidikan Karakter Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Muhammad Ali Ramdhani (Foto: Ist)

Jakarta, katakini.com - Kementerian Agama (Kemenag) meminta para guru madrasah untuk memperkuat pendidikan karakter, mengingat saat ini teknologi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran.

Pandemi Covid-19, memaksa semua pihak untuk memanfaatkan teknologi digital untuk pembelajaran daring. Karenanya, menurut Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani, pendidikan karakter tidak boleh dilupakan.

"Pendidikan di madrasah tidak hanya transformasi ilmu, akan tetapi ada proses transformasi nilai. Pada trasnformasi nilai ini, di madrasah belaku penguatan pendidikan karakter siswa siswi kita," ujar Dhani dalam keterangannya pada Senin (9/11).

Selain menyasar guru, pendidikan karakter menurut Dhani juga sangat penting dan perlu diinjeksikan dalam tingkah laku peserta didik.

Pasalnya, guru dewasan ini sedang menyiapkan dan membangun generasi yang akan menjadi pemimpin di zamannya.

"Kehadiran teknologi dalam kegiatan belajar mengajar, jangan sampai menggerus transformasi nilai atau pendidikan karakter di madrasah," kata dia.

Ali Ramdhani juga meminta agar para guru madrasah untuk mengedepankan sikap humanisme dalam mengajar. Menurutnya, proses pendidikan yang berlangsung di madrasah, harus mampu menampilkan nilai-nilai kemanusiaan.

"Setiap proses pengajaran di madrasah, jangan sampai menjadi beban tersendiri bagi anak didik kita. Jangan kita bebani anak didik kita dengan hal yang diluar kemampuan mereka. Esensi dari humanisme adalah menempatkan sesuai pada tempatnya sesuai dengan porsinya," tegasnya.

Dhani menambahkan, untuk mejadi guru yang profesional, kebutuhan saat ini adalah terus berinovasi dan meningkatkan kapasitas diri. Dia menyebut seorang guru dituntut untuk terus belajar dan belajar.

"Berhentinya proses belajar bagi seorang insan terlebih seorang guru adalah kematian eksistensi yang sesungguhnya. Eksistensi belajar adalah eksistensi kehidupan, berhentinya belajar adalah berhentinya kehidupan," tutup dia.

FOLLOW US