JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyampaikan bahwa buku memiliki peran besar dalam mewujudkan generasi emas bangsa Indonesia. Menurutnya, bangsa hebat akan lahir salah satunya dari budaya membaca dan menulis.
Oleh karenanya, Ibas mengajak generasi muda untuk terus meningkatkan literasi dan menjadi generasi yang maju, cerdas, terdidik, serta berakhlak mulia. Hal tersebut disampaikan dalam acara Sosialisasi 4 Pilar MPR RI “Pancasila, Buku, dan Anak Bangsa: Terdidik, Maju, dan Sejahtera” di Gedung MPR RI dalam rangka menyambut Hari Buku Nasional.
“Ini adalah pertemuan dari hati ke hati, yang ingin melihat bangsanya lebih maju. Dari balik lembar-lembar kertas itu terpancar ilmu, harapan, perjalanan umat manusia, dan kalau saya boleh memetik dari seorang ilmuwan besar dunia, Carl Sagan yang mengatakan bahwa ‘membaca adalah cara manusia berbicara dengan masa lalu dan menjadi jembatan untuk masa depan’,” ungkap Ibas mengawali sambutannya.
“Tak ada bangsa yang akan menjadi besar tanpa rakyat yang gemar membaca dan terbiasa berpikir dan berkarya nyata,” lanjutnya.
Untuk itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini mengajak seluruh peserta untuk memperkuat budaya membaca. “Mari kita terus memperkuat budaya membaca dan menulis. Apakah itu melalui buku maupun peralatan teknologi yang bisa memperkuat ilmu wawasan dan pengetahuan kita,”
“Literasi bukan sekedar kita bisa membaca tulisan tapi bagaimana kita bisa memahami isi, menyaring maknanya, dan bertindak dalam aksi serta melakukan kebiasaan terbaik dalam kehidupan ini,” kata Ibas.
Dalam kesempatan ini Ibas juga menyampaikan mengenai 4 pilar kebangsaan yang juga harus selalu dijaga dan diamalkan dalam kehidupan.
“Kita hidup dalam bangsa yang berdiri di atas 4 Pilar Kebangsaan, pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Binneka Tunggal Ika, dan hari ini mari kita maknai pilar-pilar tersebut lewat literasi. Salam Literasi!”, Serunya, kemudian dijawab salam literasi dengan semangat oleh peserta.
Edhie Baskoro Wakil Rakyat dari Partai Demokrat Dapil Jawa Timur VII ini menyampaikan bahwa melalui buku, bangsa dapat menciptakan generasi emas, yang tidak hanya berpikir kritis, tapi juga memiliki akhlak yang baik.
“Dari buku kita ciptakan generasi emas, generasi yang tidak hanya mampu berfikir kritis, kreatif tapi juga berakhlak baik. Kita tidak cukup hanya pandai, cerdas dan pintar tapi juga memiliki kemampuan menyampaikan pesan, ide, secara kritis dan konstruktif. Tidak hanya cerdas dan pintar tapi memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik, setuju?” yang langsung dihadiahi jawaban “setuju” kompak oleh seluruh siswa dan guru.
Wakil Rakyat dari Partai Demokrat ini, kemudian mengutip apa yang disampaikan oleh Bung Karno. “Oleh karena itu, seperti yang dikatakan Bung Karno: orang yang berhenti membaca maka ia akan berhenti tumbuh. Kalau kita ingin maju, mari kita terus membaca dan terus belajar,” serunya dengan penuh semangat.
Lebih lanjut, di hadapan ratusan siswa dan guru, Ibas menyoroti perkembangan teknologi yang semakin pesat. Seperti eksistensi AI, hingga teknologi transportasi yang semakin canggih di belahan dunia lain. “Perkembangan yang membutuhkan kecepatan, ketepatan, dan kualitas, akibat dari perkembangan teknologi.”
Oleh karena itu, sebagai Pimpinan MPR RI, tentu Ibas menginginkan tidak adanya keterlambatan dari pola pendidikan dan persiapan bagi generasi muda dalam menghadapi berbagai perkembangan teknologi dunia.
“Memikirkan bagaimana persaingan kita ke depan. Cara supaya anak dan generasi muda kita bisa lebih canggih, lebih hebat, dan lebih maju,” ujar Ibas.
“Untuk itu, saya sebagai wakil rakyat dan Pimpinan MPR RI, tentu menginginkan tidak terjadinya keterlambatan dari pola pendidikan, pola pemahaman, dan persiapan bagi generasi muda kita,” ujarnya lagi menambahkan.
Salah satu cara tersebut adalah dengan meningkatkan literasi. “Bagaimana kita meningkatkan literasi terhadap keterampilan dan meningkatkan kemampuan kita dalam baca-tulis,” jelasnya.
“Seperti apa yang disampaikan oleh Imam Al-Ghazali: ilmu tanpa amal adalah sia-sia, dan amal tanpa ilmu adalah buat; diibaratkan seperti sesuatu yang tidak utuh atau tidak bermakna. Kita tidak boleh tersesat dalam pendidikan,” kata Ibas.
Ibas menutup sambutannya dengan optimisme bahwa generasi muda memiliki harapan besar dalam memajukan negeri. Bersatu, kompak, menjaga martabat bangsa.
“Kami ingin melihat proses belajar-mengajar kalian di manapun berada, terus lebih maju dan berkembang. Mendukung penuh agar pendidikan kita semakin maju, mudah, murah, dan berkualitas. Kita ingin anak-anak kita, para pelajar, memiliki karakter yang baik, positif, optimis dan tentunya bisa memiliki jawaban-jawaban atas segala permasalahan dan tantangan," kata Ibas.
“Mengutip dari Mahatma Gandhi: be the change that you wish to see in the world (jadilah perubahan yang ingin kamu lihat di dunia ini). Kalian harus bisa menjadi perubahan untuk diri kita sendiri, untuk kita melihat dunia, tidak hanya melihat sekolah kita, kabupaten kita, tapi kita harus melihat ke dunia,” pungkasnya.