• News

Ini yang Dilakukan Presiden Prancis Emmanuel Macron Jika Rusia Terobos Garis Depan

Tri Umardini | Jum'at, 03/05/2024 06:30 WIB
Ini yang Dilakukan Presiden Prancis Emmanuel Macron Jika Rusia Terobos Garis Depan Ini yang Dilakukan Presiden Prancis Emmanuel Macron Jika Rusia Terobos Garis Depan (FOTO: EPA)

JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia tidak mengesampingkan pengiriman pasukan darat ke Ukraina jika Rusia menerobos garis depan Ukraina dan pemerintah di Kyiv mengajukan permintaan seperti itu.

Dalam sebuah wawancara dengan The Economist yang diterbitkan pada hari Kamis (2/5/2024), Emmanuel Macron menegaskan kembali pernyataan sebelumnya yang mendukung Ukraina dalam menghadapi kemajuan medan perang Rusia.

“Jika Rusia ingin menerobos garis depan, jika ada permintaan Ukraina, yang tidak terjadi saat ini, kami berhak menanyakan pertanyaan ini pada diri kami sendiri,” katanya.

Ketika ditanya apakah dia mendukung komentar awal tahun ini tentang tidak mengecualikan pengiriman pasukan Barat ke Ukraina, Emmanuel Macron mengatakan: “Tentu saja. Seperti yang saya katakan, saya tidak mengesampingkan apa pun, karena kita menghadapi seseorang yang tidak mengesampingkan apa pun.”

Negara-negara Eropa perlu melindungi diri mereka sendiri, kata Presiden Prancis, seraya menambahkan bahwa Rusia telah bersikap agresif dalam mengganggu stabilitas kawasan, termasuk dengan mengancam akan menggunakan senjata nuklir.

“Saya mempunyai tujuan strategis yang jelas: Rusia tidak bisa menang di Ukraina,” kata Emmanuel Macron.

“Jika Rusia menang di Ukraina, tidak akan ada keamanan di Eropa,” katanya kepada The Economist.

“Siapa yang bisa berpura-pura bahwa Rusia akan berhenti di situ? Keamanan apa yang akan ada bagi negara-negara tetangga lainnya, Moldova, Rumania, Polandia, Lituania, dan lainnya?”

Pada bulan Februari, setelah pertemuan 20 pemimpin Eropa di Paris, Emmanuel Macron mengatakan bahwa meskipun tidak ada konsensus mengenai pengiriman tentara ke Ukraina, “ tidak ada yang bisa dikesampingkan”. Komentarnya menuai kritik, keterkejutan dan kemarahan.

Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang khawatir akan menyeret NATO ke dalam konflik langsung dengan Rusia, dengan cepat mengesampingkan pengerahan pasukan Jerman atau aliansi ke Ukraina.

Amerika Serikat menyatakan tidak akan mengerahkan pasukannya, namun setuju untuk mengirimkan bantuan militer sebesar $61 miliar yang telah lama tertunda.

Prancis, pada bulan Februari, berjanji untuk mengirimkan lebih banyak senjata, melatih tentara di Ukraina dan mengirimkan bantuan militer hingga 3 miliar euro ($3,21 miliar).

Rusia telah memperingatkan bahwa konflik dengan NATO tidak akan terhindarkan jika anggota aliansi Eropa mengirimkan tentara mereka untuk berperang di Ukraina. (*)

 

FOLLOW US